Lagi, IHSG membukukan rekor tertinggi 5.592



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menorehkan rekor tertinggi, Rabu (29/3). Mengacu data RTI, indeks ditutup naik 0,93% atau 51,308 poin ke level 5.592,510.

Volume perdagangan hari ini 10,40 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 8,24 triliun. Tercatat 186 saham bergerak naik, 130 saham bergerak turun, dan 114 saham stagnan.

Sembilan dari 10 indeks sektoral menopang laju IHSG. Sektor aneka industri berkontribusi paling besar terhadap penguatan 2,56%. Sementara, hanya sektor perdagangan yang turun 0,36%.


Saham-saham yang masuk top gainers LQ45 antara lain; PT Hanson International Tbk (MYRX) naik 11,48% ke Rp 136, PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) naik 7,30% ke Rp 382, dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) naik 6,03% ke Rp 1.495.

Saham-saham yang masuk top losers LQ45 antara lain; PT XL Axiata Tbk (EXCL) turun 3,34% ke Rp 3.180, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) turun 1,78% ke Rp 332, dan PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) turun 1,66% ke Rp 13.325.

Asing mencatatkan aksi beli mencapai Rp 932,995 miliar. Di pasar reguler, net buy asing sebesar Rp 733,557 miliar.

Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere mengatakan, pelaku pasar yang masih optimistis terhadap hasil kinerja emiten tahun buku 2016 menjadi salah satu penopang bagi IHSG.

"Pelaku pasar sedang mengantisipasi laporan laba perusahaan jelang akhir Maret. Pasar yang optimis menopang IHSG, ditengah sentimen dari eksternal terutama Amerika Serikat yang penuh dengan ketidakpastian," katanya dikutip dari Antara.

Ia menambahkan bahwa program amnesti pajak akan berakhir pada 31 Maret 2017, secara umum yang dinilai berhasil terutama dalam meningkatkan kesadaran pajak turut menjadi sentimen positif bagi pasar.

Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya menambahkan bahwa aliran dana asing yang masih terus masuk ke pasar saham menjadi salah satu faktor yang mendorong IHSG kembali bergerak naik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto