JAKARTA. Investor kembali memburu Surat Utang Negara (SUN) bertempo pendek pada lelang Selasa (15/9). Lelang kali ini mencatat penawaran Rp 8,44 triliun. Pemerintah memenangkan empat seri SUN dengan total Rp 5,2 triliun. Angka tersebut lebih rendah ketimbang target yang dipatok Rp 8 triliun – Rp 12 triliun. Dana tersebut ditujukan untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2015. Situs Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menyebutkan ada empat seri yang diserap pemerintah. Satu seri SPN12160610 yang dimenangkan Rp 1,45 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 6,85% dan imbalan diskonto.
Seri ini jatuh tempo pada 10 Juni 2016. Total penawaran yang masuk untuk instrumen tersebut mencapai Rp 2,21 triliun dengan yield tertinggi 7,3% dan yield terendah 6,75%. Lalu tiga seri SUN Fixed Rate (FR). Pertama, FR0053 yang dimenangkan Rp 1 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 8,98% dan kupon 8,25%. Seri ini jatuh tempo pada 15 Juli 2021. Total penawaran yang masuk untuk instrumen tersebut mencapai Rp 2,644 triliun dengan yield tertinggi 9,53% dan yield terendah 8,9%. Kedua, FR0073 yang dimenangkan Rp 750 miliar dengan yield rata-rata tertimbang 9,47% dan kupon 8,75%. Seri tersebut jatuh tempo pada 15 Mei 2031. Total penawaran yang masuk untuk instrumen tersebut mencapai Rp 925 miliar dengan yield tertinggi 9,62% dan yield terendah 9,35%. Selanjutnya ada seri FR0067 yang dimenangkan Rp 2 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 9,64% dan kupon 8,75%. Seri ini tenggat waktunya 15 Februari 2044. Total penawaran yang masuk untuk instrumen tersebut mencapai Rp 2,665 triliun dengan yield tertinggi 10,12% dan yield terendah 9,62%. Analis obligasi BNI Securities I Made Adi Saputra menuturkan, penawaran yang masuk lebih rendah ketimbang lelang SUN dua pekan sebelumnya. Sebab, para investor mengambil posisi wait and see setidaknya sepanjang pekan ini. Harga obligasi di pasar sekunder memang sedang tergerus. Apalagi terdapat Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika (FOMC Meeting) yang berlangsung pada 16 September 2015 – 17 September 2015 mendatang guna memutuskan apakah mereka akan mengerek suku bunga acuan dalam waktu dekat. Makanya, SUN tenor pendek seperti FR0053 dan seri SPN12160610 menjadi primadona dalam lelang kali ini. Alasannya, volatilitas pasar surat utang memicu kekhawatiran investor. Walhasil, mereka masih enggan berburu SUN tenor panjang yang pergerakannya notabene lebih fluktuatif. Namun, FR0067 yang bertenor sangat panjang menghimpun penawaran yang terbilang tinggi. “Permintaan yang masuk untuk FR0067 cukup besar karena jarang dilelang. Outstanding-nya juga sedikit,” jelasnya. Sehingga, investor yang membutuhkan SUN bertenor puluhan tahun seperti pelaku asuransi maupun dana pensiun menggarap instrumen tersebut.
Yield yang ditawarkan investor dalam lelang kali ini juga terbilang wajar. Memang FR0053 memperoleh penawaran yield yang agak tinggi. Namun, untuk seri FR0073, investor terbilang agresif ingin meraup SUN calon seri acuan tahun 2016 tersebut. Sebab, lanjut Made, mereka menyadari jatah penerbitan surat utang pemerintah di pasar primer hanya sisa sedikit. “Oleh karena itu juga pemerintah tidak agresif menyerap permintaan yang masuk. Pemerintah fokus ke yield yang menarik, yang berkualitas. Bukan ke nominal,” pungkasnya. Sebagai gambaran, pada lelang SUN dua pekan lalu Selasa (1/9), penawaran yang masuk tercatat Rp 16,38 triliun. Pemerintah menyerap serupa dengan target indikatif Rp 10 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto