TOKYO. Pasar saham Asia melorot seiring tertekannya mata uang euro. Sentimen negatif juga kembali menyerbu pasar, lantaran China meredam spekulasi pengucuran stimulus besar-besaran.Indeks acuan saham regional MSCI Asia Pacific tergelincir 0,7% pada pukul 9.41 waktu Tokyo. Adapun, beberapa indeks utama Asia, seperti Nikkei 225 juga terpapas 0,8%. Kemudian, indeks Kospi juga jatuh 0,86%, dan indeks Australia S&P/ASX 200 melorot 0,78%.Euro melemah 0,3% ke posisi US$ 1,2470 per euro, bahkan kemarin sempat menyentuh US$ 1,2461. Ini level terlemah sejak Juli 2010. Euro tertekan, sebab kekhawatiran krisis di Spanyol kembali mencuat. Kemarin, yield obligasi Spanyol bertenor 10 tahun naik ke level tertinggi sejak November, setelah bank sentral Spanyol mengatakan ekonomi akan tenggelam lebih jauh ke dalam resesi.Sementara isu negatif juga datang dari Cina. Di mana Xinhua News Agency menyatakan, pemerintah China tidak memiliki rencana untuk memperkenalkan langkah-langkah stimulus, selama krisis keuangan global."Pemerintah China melihat risiko penurunan pertumbuhan tahun ini. Sulit untuk menilai apakah kebijakan stimulus itu akan cukup," kata Dwyfor Evans, analis di State Street Global Markets, Hong Kong.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Lagi, isu Eropa & China menjegal bursa Asia
TOKYO. Pasar saham Asia melorot seiring tertekannya mata uang euro. Sentimen negatif juga kembali menyerbu pasar, lantaran China meredam spekulasi pengucuran stimulus besar-besaran.Indeks acuan saham regional MSCI Asia Pacific tergelincir 0,7% pada pukul 9.41 waktu Tokyo. Adapun, beberapa indeks utama Asia, seperti Nikkei 225 juga terpapas 0,8%. Kemudian, indeks Kospi juga jatuh 0,86%, dan indeks Australia S&P/ASX 200 melorot 0,78%.Euro melemah 0,3% ke posisi US$ 1,2470 per euro, bahkan kemarin sempat menyentuh US$ 1,2461. Ini level terlemah sejak Juli 2010. Euro tertekan, sebab kekhawatiran krisis di Spanyol kembali mencuat. Kemarin, yield obligasi Spanyol bertenor 10 tahun naik ke level tertinggi sejak November, setelah bank sentral Spanyol mengatakan ekonomi akan tenggelam lebih jauh ke dalam resesi.Sementara isu negatif juga datang dari Cina. Di mana Xinhua News Agency menyatakan, pemerintah China tidak memiliki rencana untuk memperkenalkan langkah-langkah stimulus, selama krisis keuangan global."Pemerintah China melihat risiko penurunan pertumbuhan tahun ini. Sulit untuk menilai apakah kebijakan stimulus itu akan cukup," kata Dwyfor Evans, analis di State Street Global Markets, Hong Kong.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News