Lagi, minyak turun dan rupiah kembali murung



JAKARTA. Setelah melesat cukup tajam dalam beberapa waktu terakhir, rupiah membuka pekan ini dengan pelemahan. Analis memandang pelemahan rupiah memang masih terbuka.

Di pasar spot, Senin (21/3) pukul 12.25 WIB posisi rupiah tergelincir 0,36% ke level Rp 13.165 per dollar AS dibanding hari sebelumnya sedangkan dalam sepekan tergerus 0,82%. Sejalan, di kurs tengah Bank Indonesia valuasi rupiah merosot 0,85% di level Rp 13.160 per dollar AS dengan pelemahan sepekan sebesar 1,75%.

“Beberapa waktu terakhir memang terdorong oleh membaiknya sentimen pasar akan minyak. Sehingga ruang pelemahan harga minyak dunia saat ini jadi beban bagi rupiah,” kata Jameel Ahmad, Chief Market Analyst ForexTime.


Selain itu, perekonomian Indonesia sendiri masih memberi ruang periode pelemahan bagi rupiah. Pertumbuhan dengan adanya kombinasi kekhawatiran akan efek yang diderita oleh mitra perekonomian China akan memberi dampak bagi mata uang regional Asia lainnya termasuk rupiah.

“Belum lagi, jika China terus melemah, itu artinya harga komoditas masih dalam tren bearish. Sebagai mata uang yang berbasis komoditas, rupiah akan terancam bayang-bayang pelemahan,” proyeksi Jameel.

Meski demikian, perpaduan antara optimisme pulihnya harga minyak dan penahanan suku bunga The Fed untuk beberapa waktu mendatang menjadi pencerahan bagi pergerakan rupiah. Paling tidak untuk sementara waktu pergerakan rupiah akan dalam rentang yang terjaga. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto