Lagi, penelitian sebut risiko orang golongan darah O lebih kecil terpapar corona



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Ada yang menarik dari jurnal blood advance bertajuk: Reduced prevalence of SARS-CoV-2 infection in ABO blood group O yang terbit, Rabu 14 Oktober lalu.

Penelitian dengan identifikasi golongan darah atas risiko  tertular sindrom pernafasan akut parah coronavirus 2 (SARS-CoV-2) alias corona (Covid-19) menunjukan hasil yang menarik.

Peneliti melakukan analisis kohort retrospektif dari semua orang Denmark yang dites Covid-19 atau corona antara 27 Februari 2020 dan 30 Juli 2020, dengan golongan darah A,B,O serta RhD  untuk menentukan efek golongan darah atas kerentanan terhadap paparan virus corona atau Covid-19.


Dalam penelitian itu, para ilmuwan melakukan tes paparan virus corona atau Covid-19 dengan tes polymerase dengan waktu realtime kepada 841.327 orang di Denmark.

Kelayakan atas informasi golongan darah ABO dan RhD tersedia mengerucut untuk 473.654 orang, jumlah ini setara 56% atas total orang yang dites. Perbandingan lantas dilakukan dengan informasi golongan darah yang relevan dari 2.204.742 orang yang tidak diuji.

Dua puluh sembilan persen dari populasi ini adalah laki-laki, dan 71% adalah perempuan. Mayoritas pasien (74%) dalam penelitian ini memiliki penyakit ringan dan tidak dirawat di rumah sakit.

Dari 473.654 orang tersebut, 7.422 orang di antaranya positif corona. Menariknya, penelitan itu menemukan, ada lebih banyak orang dengan golongan darah A, B, dan AB yang positif corona ketimbang orang dengan golongan darah O.

“Dalam catatan mereka, golongan darah O punya risiko sekitar 13 persen lebih kecil untuk terinfeksi virus corona,” ujar penulis studi Torben Barington, seorang dokter di Odense University Hospital dan University of Southern Denmark.

Penelitian kedua dilakukan oleh para peneliti di Kanada yang mengamati 95 pasien corona atau Covid-19. Mereka menemukan bahwa pasien corona atau COVID-19 dengan golongan darah A dan AB mengalami kondisi klinis yang lebih parah.

Lebih rinci, 84 persen pasien corona dengan golongan darah A atau AB membutuhkan ventilasi mekanis. Angka ini lebih tinggi ketimbang pasien dengan golongan darah O atau B, yang hanya 61 persen di antaranya membutuhkan ventilator

 Pasien golongan darah A atau AB juga beresiko cedera paru-paru yang lebih tinggi akibat COVID-19. Peneliti juga menemukan lebih banyak pasien dengan golongan darah A dan AB membutuhkan terapi dialisis untuk perawatan gagal ginjal.

Studi di Kanada juga menemukan pasien yang terpapar corona atau Covid dengan golongan darah A atau AB memiliki waktu tinggal lebih lama di unit perawatan intensif (ICU) dengan rata-rata 13,5 hari.

Baca Juga: WHO: Orang muda dan sehat tidak akan dapat vaksin hingga 2022

Adapun pasien COVID-19 yang bergolongan darah O atau B memiliki rata-rata perawatan ICU selama sembilan hari.

Sebagai catatan, penelitian ini adalah studi observasi. Dengan begitu, para peneliti tidak mengkaji lebih lanjut penyebab dan bagaimana mekanisme yang dapat menjelaskan hubungan golongan darah dan risiko COVID-19 pada pasien.

Studi ini tidak bermaksud untuk menyederhanakan faktor risiko lain yang menentukan keparahan dari COVID-19.

"Kami tidak berpikir ini menggantikan faktor risiko keparahan lain seperti usia dan penyakit penyerta dan sebagainya," kata Mypinder Sekhon , seorang dokter perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Vancouver dan seorang penulis studi Kanada, dikutip dari CNN.

Meski begitu, jika Anda berdarah A, tidak perlu panik. Pun dengan  Anda bergolongan darah O, Anda tidak bebas pergi ke pub dan bar.

Kedua studi Blood Advances  itu  menambah jejak riset corona tentang  golongan darah  pasien COVID-19.

Sebelumnya, pada awal Maret 2020, sebuah penelitian dari China yang belum melalui proses peer-review menemukan, orang dengan golongan darah A ternyata juga lebih rentan terhadap corona atau Covid-19 .

Baca Juga: Ilmuwan: Golongan darah O lebih tahan serangan corona, golongan darah A jangan panik!

Sebelumnya, seperti diberitakan Jerussalemnews, penelitian perusahaan bioteknologi 23andMe merilis data awal pada Juni 2020. Mereka menemukan bahwa  orang dengan golongan darah O memiliki kemungkinan 9-18 persen lebih kecil ketimbang golongan darah lain untuk positif corona.

Kesimpulan ini didapatkan setelah mereka mengamati lebih dari 750 ribu partisipan studi.

Masih pada bulan ni 2020, penelitian lain menyebutkan pasien yang terpapar corona dengan golongan darah A ternyata berisiko lebih tinggi mengalami kegagalan pernapasan, sementara pasien golongan darah O disebut memiliki efek perlindungan.

Kesimpulan ini didapatkan para peneliti setelah mengamati 1.610 pasien Covid-19 di Spanyol dan Italia.

Menurut riset tersebut, pasien Covid-19 dengan golongan darah A memiliki risiko 45 persen lebih tinggi untuk mengembangkan gejala parah Covid-19 jika terinfeksi corona/

Adapun  mereka dengan tipe O memiliki risiko 35 persen lebih rendah. Peneliti juga menemukan kalau banyak pasien yang memiliki gejala berat corona  memiliki varian yang sama pada gen yang menentukan golongan darah.

Ini artinya, ada kemungkinan genetik seseorang juga memiliki hubungan dengan risiko keparahan jika terpapar corona atau Covid-19.

Hanya tak sedikit penelotian yang  membuktikan kalau golongan darah tidak ada hubungannya dengan risiko atas paparan corona atau COVID-19.

Menurut laporan Forbes, penelitian yang dilakukan oleh para peneliti  Harvard Medical School di Massachusetts, AS pada Juli 2020 nyatanya tidak menemukan hubungan antara golongan darah dan risiko corona atau Covid-19.

Kesimpulan yang sama juga terjadi atas penelitianyang dilakukan Columbia University di New York, yang dipublikasi pada situs pra-publikasi ilmiah MedRxiv pada September 2020.

Dengan begitu, siapapun tak imun dengan paparan virus corona, baik itu golongan darah A, B, AB, dan O sekalipun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Titis Nurdiana