Lahan baru bebas 70% smelter Bintan terganjal



JAKARTA. PT Bintan Alumina Indonesia akan menggelar peletakan batu pertama atawa groundbreaking pembangunan smelter bauksit menjadi alumina pada awal 2015 mendatang. Hanya saja, saat ini, perusahaan ini  masih terkendala proses perizinan untuk pembangunan pelabuhan dan izin pinjam pakai kawasan hutan.

Zulnahar Usman, Direktur Utama PT Bintan Alumina Indonesia berharap, pemerintahan baru Joko Widodo dan Jusuf Kalla bisa membuat terobosan yang membantu pengusaha dalam berinvestasi di sektor mineral. "Proses persiapan pembangunan smelter masih tetap berjalan, kami telah membebaskan areal lahan sekitar 70% dari kebutuhan 2.700 hektare," katanya kepada KONTAN, pekan lalu. 

Seperti diketahui, Bintan Alumina telah menggandeng Nanshan Aluminium Co Ltd, anak usaha Nanshan Group asal China untuk menggarap mega proyek senilai US$ 6 miliar. Perinciannya, dalam tahap awal kedua perusahaan tersebut akan membangun smelter alumina dengan kapasitas 2,1 juta ton per tahun dengan investasi US$ 1 miliar.


Selanjutnya, Bintan akan mengintegrasikan usahanya di sektor bauksit berupa pembangunan smelter logam membangun pabrik aluminium berkapasitas 530.000 ton per tahun dengan biaya sebesar US$ 5 miliar. Sejumlah investasi itu termasuk biaya membangun pelabuhan serta pembangkit listrik  tenaga uap (PLTU) berkapasitas 3x110 MW

Zulnahar bilang, pihaknya berharap izin pembangunan pengoperasian pelabuhan dapat dikeluarkan Kementerian Perhubungan dalam waktu dekat, sehingga rencana grounbreaking di awal tahun 2015 tidak kembali mundur. "Target kami tetap untuk mengoperasikan smelter mulai 2017 depan," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto