JAKARTA. PT Bumi Serpong Damai Tbk terus memperluas cadangan lahan (land bank). Emiten properti berkode saham BSDE itu, berniat mengakuisisi lahan Kota Deltamas di wilayah Bekasi. Analis Mandiri Sekuritas Octavius Oky Prakarsa, dalam risetnya mencatat, Kota Deltamas adalah kawasan industri seluas 2.200 ha. Menurut dia, manajemen Bumi Serpong tidak menyangkal soal rencana akuisisi lahan Kota Deltamas. Tapi, "Aksi itu mungkin tidak direalisasikan di tahun ini," kata Octavius. Pemilik 50% saham Kota Deltamas adalah Sinarmas Land, yang merupakan induk usaha Bumi Serpong. Soal akuisisi Kota Deltamas, Octavius bilang, Bumi Serpong masih bernegosiasi dengan pemilik saham lainnya, yaitu Sojitz Corporation yang memiliki 25% saham dan Fame Bridge Investment, yang juga menguasai 25% saham.
Sebelumnya, Bumi Serpong telah mengakuisisi lahan di Surabaya senilai Rp 250 miliar. Di situ, Bumi Serpong akan mengembangkan kawasan hunian dan komersial. Pemasaran dimulai akhir tahun ini, atau awal tahun depan. Lydia Suwandi, analis OSK Nusadana Securities, mengaku belum bisa menghitung valuasi Bumi Serpong terkait rencana akuisisi Kota Deltamas. Aksi itu mungkin baru terwujud di tahun depan. Menurut Lydia, Bumi Serpong memiliki prospek menarik. "Perusahaan ini masih punya land bank sekitar 3.000 ha. Mereka menggarap 100 ha per tahun. Berarti ada 30 tahun lagi untuk development," ungkap dia. Bumi Serpong juga tidak kesulitan pendanaan dalam menopang ekspansinya. Bulan lalu, perseroan menerbitkan obligasi senilai Rp 1 triliun. Sebesar 70% dana obligasi untuk ekspansi usaha dan 30% untuk belanja modal. Selain untuk membeli tanah, dana hasil penerbitan obligasi juga dialokasikan untuk membangun delapan proyek yang berbasis pendapatan berulang (recurring income). Selama ini pendapatan terbesar Bumi Serpong berasal dari pengembangan properti lewat penjualan rumah atau kavling. Adapun porsi recurring income, seperti mal dan perkantoran, sekitar 20%-25% total pendapatan. Menurut Lydia, harga rumah di Serpong sudah naik, berarti pendapatan dari development properties semakin tinggi, sedang recurring income biasa saja. "Maka itu mereka membangun proyek baru untuk meningkatkan recurring income," ujar Lydia.