KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemanfaatan lahan gambut untuk perkebunan kelapa sawit tidak merusak lingkungan asalkan dikelola secara benar. Bahkan gambut yang dimanfaatkan untuk sawit akan semakin baik dan tidak mudah terdegradasi. Karena itu, Himpunan Gambut Indonesia (HGI) meminta pemerintah tidak buru-buru mencaplok kembali lahan gambut yang diperuntukkan untuk lahan kelapa sawit menjadi hutan alam, Ketua HGI Supiandi Sabiham mengatakan, penanaman sawit di lahan gambut tidak hanya sekadar mengejar aspek ekonomi dan sosial saja, tapi juga mampu menjaga ekosistem lahan itu sendiri. Ia bilang, tanah gambut memiliki karakter cepat kering dan mudah terbakar pada saat musim kemarau. Tapi hal itu dapat diantisipasi dengan pembangunan sistem drainase yang baik. "Membuat kanal beserta parit serta pintu-pintu air yang berfungsi membuang kelebihan air ketika musim hujan dan menahan air saat musim kemarau sangat penting. Dengan begitu, air tanah akan terjaga, sehingga tidak mudah terjadi kebakaran. Kuncinya adalah pengelolaan yang benar, disiplin, dan berkesinambungan,” ujarnya, Rabu (28/2).
Lahan gambut untuk sawit perlu dikelola dengan benar
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemanfaatan lahan gambut untuk perkebunan kelapa sawit tidak merusak lingkungan asalkan dikelola secara benar. Bahkan gambut yang dimanfaatkan untuk sawit akan semakin baik dan tidak mudah terdegradasi. Karena itu, Himpunan Gambut Indonesia (HGI) meminta pemerintah tidak buru-buru mencaplok kembali lahan gambut yang diperuntukkan untuk lahan kelapa sawit menjadi hutan alam, Ketua HGI Supiandi Sabiham mengatakan, penanaman sawit di lahan gambut tidak hanya sekadar mengejar aspek ekonomi dan sosial saja, tapi juga mampu menjaga ekosistem lahan itu sendiri. Ia bilang, tanah gambut memiliki karakter cepat kering dan mudah terbakar pada saat musim kemarau. Tapi hal itu dapat diantisipasi dengan pembangunan sistem drainase yang baik. "Membuat kanal beserta parit serta pintu-pintu air yang berfungsi membuang kelebihan air ketika musim hujan dan menahan air saat musim kemarau sangat penting. Dengan begitu, air tanah akan terjaga, sehingga tidak mudah terjadi kebakaran. Kuncinya adalah pengelolaan yang benar, disiplin, dan berkesinambungan,” ujarnya, Rabu (28/2).