Sudah hampir dua pekan cuaca buruk melanda perairan Laut Jawa. Gelombang tinggi terjadi di beberapa wilayah, salah satunya di perairan Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Buruknya cuaca membuat sebagian wilayah Desa Kaligangsa Kulon, Brebes, mengalami banjir rob. Alhasil para petani rumput laut harus rela kehilangan lahannya akibat tenggelam dan rusak pasca gelombang tinggi. Djarot, salah satu petani rumput laut di Desa Kaligangsa Kulon, Kabupaten Brebes, mengatakan, lahan rumput lautnya rusak total. Akibatnya dia mengalami gagal panen. "Kerugian berkisar Rp 32 juta," kata dia.
Djarot bercerita, sebenarnya yang terjadi tidak hanya gelombang tinggi tapi juga bajir rob sehingga banyak tanggul yang jebol dan lahan menjadi tenggelam. Tidak hanya dia yang mengalami keruagian, tetapi juga petani lainnya disana. Asal tahu saja, hampir seluruh warga di Kaligangsa Kulon berprofesi sebagai petani rumput laut. Kerusakan paling parah terjadi empat hari yang lalu. Saat itu gelombang sangat tinggi dan besar sehingga membuat banyak lahan rumput laut rusak. Dajrot mengatakan, sebenarnya ini sudah menjadi bencana tahunan karena setiap pertengahan tahun cuaca ekstrem terjadi. Sebelumnya, sentra rumput laut di Kalingangsa Kulon sempat mengalami kondisi paling buruk pada 2012 lalu. Seluruh lahan rumput laut rusak, tanggul jebol dan jalanan pun terendam sampai ketinggian 60 sentimeter (cm). Saat ini, para petani rumput laut sedang dalam masa panen. Djarot memprediksikan, hasil panennya akan terpangkas sekitar 50% dari jumlah biasanya, akibat cuaca buruk belakangan ini. Jika cuaca bersahabat, Djarot bisa meraup hasil panen rumput laut hingga satu ton. Pasokan rumput laut yang berkurang membuat harga jual rumput laut terkerek naik. Saat ini, harga jual rumput laut dari petani sebesar Rp 9.000 per kilogramnya (kg). Padahal di bulan lalu rata-rata harga jual sebesar Rp 8.500 per kg.
Slamet, petani rumput laut di Brebes lebih beruntung. Dia mengaku bila lahan rumput lautnya masih aman dari cuaca buruk dan ancaman gelombang tinggi serta banjir. Itu karena lokasi tambak rumput laut miliknya berada cukup jauh dari pinggir pantai. “Cuaca seperti ini malah bagus untuk rumput laut karena pertukaran oksigen lancar,” kata Slamet. Slamet mengaku, selama ini lahan rumput lautnya tidak terlalu terpengaruh cuaca buruk hingga menyebabkan banjir rob. Dalam sekali masa panen, Slamet dia bisa mendapatkan sekitar dua ton rumput laut. Asal tahu saja, seluruh hasil panen milik Slamet akan disalurkan kepada pabrik agar-agar rumput laut. Lantaran hasil panen telah terserap seluruhnya, sehingga Slamet tidak melayani pembelian dari konsumen lainnya. "Untuk memenuhi kebutuhan satu pabrik saja kini masih kurang," ujar Slamet . Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Havid Vebri