JAKARTA. PT Austindo Nusantara Jaya Tbk terus berekspansi. Tahun ini, perusahaan ini berencana untuk membangun satu unit pabrik kelapa sawit (PKS), menambah luas lahan tertanam sawit baru dan membangun infrastruktur penunjang perkebunan sawit dan sagu. Untuk membiayai ekspansi tersebut, tahun ini perusahaan mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure sebesar US$ 80 juta. Suwito Anggoro, Presiden Direktur PT Austindo Nusantara Jaya Tbk menuturkan perusahaan akan membangun pabrik kelapa sawit baru dengan konsep mini mills atau pabrik skala kecil berkapasitas 15 ton tandan buah segar (TBS) per jam. Pabrik ini akan dibangun di Kalimantan Barat. "Tanaman sawit di Kalimantan Barat sudah menghasilkan sawit. Makanya, kami tidak ingin ketinggalan kereta," jelasnya, Kamis (8/5).
Suwito menambahkan, pembangunan PKS berskala kecil ini merupakan strategi perusahaan agar bisa melakukan efisiensi pendanaan. Sebagai gambaran, investasi yang dibutuhkan untuk membangun PKS skala kecil ini hanya sekitar US$ 3,5 juta. Bandingkan dengan investasi yang harus digelontorkan untuk membangun PKS berkapasitas 60 ton TBS per jam yang mencapai US$ 13 juta – US$ 14 juta. Dengan adanya PKS baru ini, total PKS yang dimiliki perusahaan berkode emiten ANJT ini menjadi empat unit. Total kapasitas terpasang PKS perusahaan nantinya juga bakal bertambah menjadi 195 ton TBS per jam dari yang sebelumnya sebanyak 180 ton TBS per jam. Asal tahu saja, saat ini perusahaan telah memiliki tiga unit PKS, masing-masing berkapasitas 60 ton TBS per jam. Selain menambah PKS baru, tahun ini Austindo berencana menambah lahan tertanam sawit baru sekitar 6.500 hektare (ha). Lokasi penanaman sawit baru ini tersebar di Kalimantan Barat, Sumatra Selatan, dan Papua Barat. Lahan sawit ini dioperasikan oleh beberapa anak usaha ANJT antara lain PT Kayung Agro Lestari, PT Austindo Nusantara Jaya Agri Sains, dan PT Permata Putera Mandiri. Hingga kuartal I-2014, luas areal perkebunan sawit ANJT mencapai 139.038 ha. Dari lahan ini, luas areal lahan tertanam baru sekitar 44.261 ha, sekitar 31.954 ha diantaranya merupakan tanaman yang sudah menghasilkan sawit. Areal perkebunan sawit milik perusahaan ini tersebar di beberapa lokasi, yakni Pulau Belitung, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, dan Papua Barat. Genjot produksi CPO Suwito bilang tahun ini perusahaan menargetkan produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) bisa naik sekitar 7% – 8% dari realisasi tahun lalu. Catatan saja, pada 2013 produksi CPO ANJT sebanyak 159.360 ton. Artinya, tahun ini setidaknya perusahaan menargetkan bisa memproduksi CPO sekitar 170.515 ton – 172.108 ton.
Hingga kuartal I-2014, perusahaan telah memproduksi CPO sebanyak 36.017 ton, turun 3,1% dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 34.929 ton. Begitu juga dengan penjualan CPO, pada kuartal I-2014, ANJT hanya menjual CPO sebanyak 35.654 ton, turun 8,7% dari periode yang sama tahun lalu. Meskipun produksi dan penjualan turun, namun harga jual CPO perusahaan di kuartal I-2014 meningkat. Di kuartal I-2013 lalu, rata-rata harga jual CPO perusahaan sekitar US$ 670 per ton. Namun sepanjang kuartal I-2014, rata-rata harga jual CPO perusahaan naik jadi US$ 744 per ton. Mayoritas CPO produksi perusahaan dijual di pasar lokal. Beberapa konsumen CPO perusahaan antara lain PT Wilmar Nabati Indonesia, PT Sari Dumai Sejati, PT Pacific Palmindo Industri dan PT Pacific Indopalm Industries. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Hendra Gunawan