Laju alat berat tahun depan bakal stagnan



JAKARTA. Industri alat berat diramal belum banyak berubah tahun depan. Ini tercermin dari prediksi produksi alat berat dari pebisnis yang bakal stagnan.

Pratjojo Dewo, Ketua Himpunan Alat Berat Indonesia (Hinabi) memperkirakan sepanjang tahun ini produksi alat berat di dalam negeri hanya akan mencapai sekitar 6.500 unit saja. "Hingga pertengahan tahun depan sepertinya belum ada pendorong yang signifikan," kata dia, Selasa (10/12).

Faktor pendorong yang diharapkan mampu menggenjot produksi ini misalnya perbaikan harga komoditas pertambangan. Biasanya pelaku usaha tambang secara historis adalah pasar utama alat berat di dalam negeri. Meski harga komoditas tambang seperti batu bara mulai menunjukkan kenaikan, namun permintaan alat berat masih belum cukup menggembirakan.


Proyeksi produksi alat berat sebanyak 6.500 unit ini sendiri lebih rendah ketimbang realisasi produksi 2012 yang bisa mencapai 7.947 unit.Adapun sampai kuartal III 2013, volume produksi alat berat domestik mencapai 4.909 unit. Jumlah ini turun sekitar 25% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Dengan prediksi sektor pertambangan yang belum akan naik signifikan, dari akhir tahun ini sampai pertengahan tahun depan pasar alat berat sangat berharap pada kontribusi dari sektor lain seperti perkebunan, konstruksi, dan infrastruktur.

Pelaku bisnis distribusi alat berat juga ikut memasang proyeksi yang cenderung stagnan tahun depan. PT United Tractors Tbk misalnya yang mematok target penjualan alat berat Komatsu yang tidak jauh berbeda dari tahun ini yakni sebanyak 4.500 unit.

Wakil Presiden Direktur United Tractors Gidion Hasan mengatakan dampak penurunan penyerapan alat berat dari bisnis pertambangan diharapkan bisa dikurangi oleh sektor lain. "Tahun 2014 kontribusi dari sektor pertambangan diperkirakan mencapai 45%-50%, sama dengan tahun ini," katanya beberapa waktu lalu.

Sepanjang Januari sampai Oktober 2013 ini penjualan Komatsu menurun sekitar 35% secara year on year menjadi 3.705 unit.

Kondisi serupa terjadi pada PT Intraco Penta Tbk yang selama sepuluh bulan pertama ini mencatatkan penurunan penjualan dari 1.121 unit menjadi 935 unit. Hingga tutup tahun 2013 penjualan alat berat oleh perseroan diharapkan mencapai 1.000 unit.

Untuk tahun depan beberapa kendala diperkirakan masih akan membayangi bisnis ini. "Di antaranya karena efek pelemahan nilai tukar rupiah, suku bunga yang tinggi, dan adanya pemilu," kata Fred Manibog, Direktur Keuangan Intraco Penta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon