KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konsumsi masyarakat menjadi penentu pertumbuhan ekonomi tahun ini. Proyeksi pemulihan daya beli tahun ini berpeluang mendorong pertumbuhan ekonomi. Tiga tahun terakhir konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 4,9%. Tahun ini konsumsi masyarakat diperkirakan tumbuh di atas 5%. Peningkatan daya beli masyarakat tahun ini diproyeksikan mendorong konsumsi. Hal itu seiring dengan sejumlah kebijakan pemerintah, seperti program padat karya tunai dan sejumlah
event besar nasional dan internasional. Misalnya Pilkada serentak dan
event olahraga terbesar di Asia, yaitu Asian Games.
Head of Economic & Research PT United Overseas Bank ( UOB) Enrico Tanuwidjaja menjelaskan, hasil riset UOB menunjukkan daya beli konsumen pada tahun ini akan meningkat pesat dibandingkan tahun lalu. Setidaknya ada tiga faktor yang mendorong daya beli konsumen.
Pertama, pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) serentak di 171 daerah pada 28 Juni 2018. Kampanye pilkada yang dimulai bulan ini akan menjadi sentimen positif bagi industri tekstil, periklanan, media massa, hingga transportasi.
Kedua, gelaran Asian Games yang terpusat di Jakarta dan Palembang pada Agustus 2018. "
Ketiga, November mendatang ada International Monetary Fund (IMF) and World Bank
meeting di Bali," ujar Enrico, Kamis (22/2). Tiga hal itu akan meningkatkan aliran dana di masyarakat. "Ini bukan main-main, akan ada undangan dari 192 negara yang datang ke Indonesia, sehingga ekonomi akan terdongkrak," jelas Enrico. Dari sejumlah kegiatan itu maka sektor pariwisata dan perhotelan akan merasakan keuntungan. Enrico menghitung, pemulihan daya beli konsumen akan memacu pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini hingga 5,3%.
Namun Enrico mengingatkan, bersamaan pemulihan permintaan inflasi juga meningkat. Tahun lalu inflasi tahunan sebesar 3,5%, sedangkan tahun ini diperkirakan bisa menembus 4,2%. "Ada ancaman inflasi yang kita lihat mungkin lebih banyak terjadi di
second half," jelas Enrico. Menteri Keuangan Sri Mulyani juga optimistis, daya beli konsumen tahun ini meningkat dibandingkan 2017. Indikator semakin pulihnya daya beli sudah terlihat sejak awal tahun dari realisasi pajak. Penerimaan pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) pada Januari 2018 mencapai Rp 32,3 triliun, naik 9,4% dibandingkan periode sama 2017. "Ini didorong oleh konsumsi masyarakat," katanya. Selama ini, konsumsi rumah tangga berkontribusi sekitar 56% terhadap pertumbuhan ekonomi. Akibat lemahnya konsumsi, pertumbuhan ekonomi stagnan di kisaran 5% dalam tiga tahun terakhir. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati