Laju harga aluminium dipicu sanksi AS terhadap Rusia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sanksi pembekuan bisnis yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS) kepada jaringan bisnis aluminium milik miliarder Rusia, Oleg Deripaska, membawa angin segar bagi pergerakan aluminium. Di tengah pengenaan tarif impor oleh pemerintah AS, harga aluminium masih mampu mencatatkan penguatan.

Bahkan, komoditas logam industri itu telah menunjukkan kenaikan signifikan sejak akhir pekan lalu.

Mengutip Bloomberg, harga aluminium kontrak pengiriman tiga bulanan di London Metal Exchange naik 4% ke level US$ 2.124 per ton pada Senin (9/4) pukul 02.58 waktu setempat. Sebelumnya pada Jumat (6/4) lalu, harga aluminum sudah naik 1,6%.


"Ini merupakan reaksi panic buying investor karena khawatir pasokan aluminium akan berkurang," ujar Andri Hardianto, analis PT Asia Tradepoint Futures kepada Kontan.co.id, Senin (9/4).

Menurutnya, sekarang ini, pasar tengah dilanda kekhawatiran karena Rusia merupakan eksportir aluminium nomor dua terbesar di dunia setelah China. Setiap tahunnya, Rusia menyumbang 7% aluminium global. Jika akhirnya benar-benar diterapkan bukan tidak mungkin pasokan aluminium akan terganggu.

Kata Andri, tanpa adanya sanksi AS ini, harga aluminium juga tengah dinaungi sentimen positif dari China dan Jepang. Dalam waktu yang bersamaan, stok aluminium di bursa Shanghai turun dari 2,231 juta ton menjadi 2,227 juta ton per 4 April lalu. Kemudian permintaan Jepang untuk tahun fiskal 2017 juga tercatat naik 0,3%.

Namun, ia memperkirakan penguatan harga ini tak akan berlangsung lama. Setelah pasar benar-benar mencerna sanksi yang diberikan negeri Paman Sam ke Rusia, maka investor tidak lagi panik berburu aluminium. Namun kalau sanksi ini benar-benar diterapkan dan mengurangi 7% pasokan global, maka harga bisa melanjutkan penguatan.

"Tapi kalau sanksi benar-benar terjadi penguatan akan berlanjut sampai kuartal II," prediksi Andri.

Asal tahu saja, setelah kabar pemberian sanksi ini, saham perusahaan aluminium milik Oleg Depariska, United Company Rusal Plc jatuh hingga 41,8% menjadi HK$ 2,70 pada Senin (9/4) pagi. Sanksi diberikan kepada 12 perusahaan asal Rusia karena dianggap terlibat dalam kegiatan memfitnah di seluruh dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini