Laju harga batubara belum terbendung



JAKARTA. Meski diproyeksi kenaikan harga batubara perlahan mulai mengempis, namun nyatanya laju positif harga belum terbendung. Dugaan Energy Information Administration (EIA) mengenai rendahnya produksi batubara AS tahun ini menjadi salah satu faktor pendongkrak harga.

Mengutip Bloomberg, Rabu (21/12) harga batubara kontrak pengiriman Maret 2017 di ICE Futures Exchange terbang 2,01% di level US$ 83,35 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Harga ini pun sudah melambung 7,27% dalam sepekan terakhir.

Wahyu Tribowo Laksono, Analis PT Central Capital Futures mengatakan kenaikan ini wajar karena secara fundamental, tren harga batubara masih positif. Pertama, memasuki musim dingin kebutuhan batubara untuk penghangat ruangan jelas akan meningkat. Hal ini datang bersamaan dengan dugaan EIA bahwa di tahun 2016 ini permintaan batubara Amerika Serikat akan mengempis.


Laporan EIA mengatakan produksi batubara AS hanya sekitar 758,4 juta ton atau merupakan level terendahnya sejak 1978 silam. “Beban seperti keunggulan USD dan kekhawatiran kenaikan produksi dari China memang merupakan sentimen negatif tapi dampaknya belum cukup besar untuk membawa harga turun lebih rendah,” ujar Wahyu.

Hanya saja sentimen negatif tersebut tidak bisa diabaikan begitu saja. National Bureau of Statistics China mencatatkan produksi batubara November 2016 naik ke level tertingginya sejak setahun terakhir.

Sedangkan rata-rata produksi harian naik 13% menjadi 10,26 juta ton per hari dibanding bulan Oktober 2016 lalu. Belum lagi, dengan upaya China untuk menggenjot produksi dalam negerinya membuat impor batubara China mengering.

General Administration of Customs merilis data bahwa impor batubara China turun 4,9% menjadi 158.333 ton per hari di November atau merupakan level terendahnya sejak Juli 2016 kemarin.

“China akan membawa sentimen negatif sama dengan upaya AS dan Eropa untuk terus mengurangi penggunaan batubaranya, hanya saja hingga awal 2017 kans harga bertahan di atas US$ 70 per metrik ton akan terjaga,” tebak Wahyu.

Berkaca pada pergerakan harian, Wahyu menebak harga batubara akan tetap mendulang kenaikan terbatas. “Tarik menarik sentimen tetap ada, tapi selama minyak dunia di atas US$ 50 per barel dan fundamental batubara tetap positif harga akan jaga pola bullish,” kata Wahyu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto