JAKARTA. Harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) rontok akibat rencana produsen kedelai menggenjot hasil minyak kedelai. Maklum, harga minyak kedelai bisa sangat murah jika suplai melonjak. Efeknya, minyak sawit lebih sulit bersaing dengan minyak kedelai. Mengutip Bloomberg, Rabu (7/10) pukul 16.00 WIB, harga minyak sawit pengiriman Desember 2015 di Malaysia Derivative Exchange turun 1,94% menjadi RM 2.326, atau setara US$ 550,49 per metrik ton. Selama dua hari, harganya sudah terpangkas 3,67%. Padahal, pekan lalu, CPO sempat bertengger di level tertinggi tahun ini, yaitu RM 2.451 per metrik ton. Pasar berspekulasi pasokan minyak kedelai bakal meningkat. Pasalnya, negara penghasil kedelai seperti Amerika Serikat dan Brasil berencana memperluas lahan tanaman. Deddy Yusuf Siregar, Research and Analyst Fortis Asia Futures bilang, hal ini untuk memenuhi kebutuhan biodiesel di pasar global yang diperkirakan melonjak.
Laju harga CPO terjegal pesaing
JAKARTA. Harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) rontok akibat rencana produsen kedelai menggenjot hasil minyak kedelai. Maklum, harga minyak kedelai bisa sangat murah jika suplai melonjak. Efeknya, minyak sawit lebih sulit bersaing dengan minyak kedelai. Mengutip Bloomberg, Rabu (7/10) pukul 16.00 WIB, harga minyak sawit pengiriman Desember 2015 di Malaysia Derivative Exchange turun 1,94% menjadi RM 2.326, atau setara US$ 550,49 per metrik ton. Selama dua hari, harganya sudah terpangkas 3,67%. Padahal, pekan lalu, CPO sempat bertengger di level tertinggi tahun ini, yaitu RM 2.451 per metrik ton. Pasar berspekulasi pasokan minyak kedelai bakal meningkat. Pasalnya, negara penghasil kedelai seperti Amerika Serikat dan Brasil berencana memperluas lahan tanaman. Deddy Yusuf Siregar, Research and Analyst Fortis Asia Futures bilang, hal ini untuk memenuhi kebutuhan biodiesel di pasar global yang diperkirakan melonjak.