JAKARTA. Ketidakpastian global menyokong kenaikan harga emas. Mengutip
Bloomberg, Kamis (21/4) kontrak harga emas pengiriman Juni 2016 di Commodity Exchange terangkat 0,47% ke US$ 1.260 per ons troi. Bahkan sepekan terakhir harga logam mulia ini melambung 2,77%. Analis PT Finex Berjangka Nanang Wahyudin menjelaskan, perhatian pasar sepenuhnya tertuju pada hasil pertemuan European Central Bank (ECB) pada Kamis (21/4) malam. Antisipasi ini langsung melambungkan pamor emas sebagai
safe haven. “Apalagi, kini harga komoditas sedang di atas angin, emas pun terbawa sentimen positif ini,” ujar Nanang.
Dukungan lain juga datang dari laporan kenaikan kepemilikan emas dari Rusia. Bank sentral Rusia mencatatkan kenaikan kepemilikan emas fisik per 1 April 2016 menjadi 47 juta ons troi, dari sebelumnya 46,5 juta ons troi awal Februari 2016. Meski demikian, pergerakan harga emas pada Jumat (22/4) rawan koreksi. Sebab, jika tidak ada perubahan kebijakan moneter ECB, pelaku pasar akan kembali memburu aset berisiko. Ini bakal menjadi momentum koreksi harga emas yang sudah menanjak dalam tiga hari terakhir. Tentu koreksi juga diwarnai oleh aksi
profit taking dari sisi teknikal. Belum lagi di Exchange Traded Funds per Selasa (19/4) lalu kepemilikan aset emas turun 8,53 ton menjadi 1.756,78 ton. Ini merupakan level terendah kepemilikan emas di ETF dalam dua pekan terakhir. Tergatung The Fed Namun menurut Research and Analyst PT Monex Investindo Futures Faisyal, peluang lanjutkan kenaikan masih terbuka. Terlebih, mendekati berbagai perayaan besar, seperti Diwali di India dan menjelang pertemuan FOMC, bank sentral dunia akan berburu emas fisik. Kekuatan juga datang dari harapan membaiknya ekonomi China. Dengan sajian data yang terus positif, analis memprediksi permintaan emas fisik dari Tiongkok akan ikut terdongkrak. Versi Nanang, penentu pergerakan emas di kuartal II adalah keputusan moneter The Fed. Jika The Fed menahan suku bunga pada FOMC di April dan Juni 2016, maka harga emas menyentuh level US$ 1.300 per ons troi.
“Namun jika sebaliknya, harga bisa merosot meninggalkan level US$ 1.200 per ons troi ke posisi US$ 1.187 per ons troi,” prediksi Nanang. Paling tidak, dari sisi fundamental dan teknikal harian, harga emas memang masih diuntungkan. Faisyal menjelaskan, dari sisi pergerakan harga berada di atas MA 50, 100 dan 200 yang mendukung kenaikan. Garis MACD juga di area positif 3,880 berpola uptrend. Sejalan, RSI level 67,20 dan stochastic level 63,50, keduanya masih terus menanjak. Untuk itu Faisyal memprediksi, harga emas Jumat (22/4) akan bergerak di kisaran US$ 1.250 – US$ 1.270 per ons troi. Menurut Nanang, dalam sepekan emas di US$ 1.200 – US$ 1.260 per ons troi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie