Laju harga tembaga masih terjaga



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah menyentuh level tertinggi selama satu bulan, harga tembaga kembali terkoreksi. Namun dalam jangka panjang, analis memprediksi prospek harga tembaga masih cerah.

Per pukul 17.02 WIB kemarin, harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) bertengger di US$ 6,731,50 per metrik ton, turun 0,42% dari hari sebelumnya. Tapi dibandingkan sepekan sebelumnya, harga naik 3,23%.

Analis Sucden Financial London Steve Hardcastle mengatakan, sebagaimana dikutip Bloomberg, pelemahan harga tembaga merupakan koreksi teknikal, setelah sebelumnya menyentuh harga tertinggi dalam sebulan. 


Pada Selasa (10/10), harga tembaga bertengger di level US$ 6.760 per metrik ton, naik 1,41% dibandingkan hari sebelumnya. Menurut Hardcastle, kenaikan harga tembaga saat itu terbantu oleh pelemahan indeks dollar AS selama tiga hari berturut-turut.

Selain itu, harga juga mendapat sokongan dari pembatasan ekspor yang diterapkan oleh pemerintah Kongo, yang merupakan produsen metal dan kobalt terbesar di Afrika. Dua perusahaan dari China, yakni Sinohdyo Corp dan China Railway Construction Road Corp, yang membentuk konsorsium bernama Sicomines, diminta untuk menghentikan ekspor tembaga dan kobalt yang belum diolah.

Selanjutnya, perusahaan tersebut harus mengolah komoditas metal tersebut di dalam negeri agar bisa memberikan nilai tambah. "Kongo mempersulit ekspor karena mereka menginginkan harga lebih tinggi," jelas Direktur Garuda Berjangka Ibrahim, Rabu (11/10).

Secara fundamental, Ibrahim menilai harga tembaga masih berpotensi naik. Pergerakan nilai tukar dollar AS memang berpotensi membatasi kenaikan harga. Namun menurut dia, wacana reformasi pajak di AS yang masih mengalami tarik ulur bisa menekan kurs dollar AS. "Fundamental dollar yang melemah inilah yang mendorong harga komoditas, termasuk tembaga," jelas Ibrahim.

Dari Eropa, referendum di Catalunya juga belum jelas. Presiden Catalunya Carles Puigdemont telah mengumumkan penangguhan pengumuman kemerdakaan. Dengan demikian, mata uang euro masih tetap stabil dan populer dibanding dollar.

Hingga akhir tahun, Ibrahim memprediksi harga tembaga dapat menembus US$ 7.000 per metrik ton. Dus, koreksi harga yang terjadi saat ini hanya bersifat sementara.

Secara teknikal, moving average tembaga bergulir di bollinger band dan MA 10% di atas bollinger tengah. Sedang grafik MACD dan stochastic di area positif. Namun RSI berada di level 60% negatif. Hari ini, harga tembaga diprediksi bergerak di kisaran US$ 6.740-US$ 6.830 dan antara US$ 6.690-US$ 6.950 per metrik ton sepekan ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati