KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak fluktuatif pada pekan ini seiring rilis data ekonomi domestik kunci, termasuk pertumbuhan ekonomi Kuartal III-2025, PMI Manufaktur, dan inflasi Oktober. Oleh karena itu, IPOT merekomendasikan investor untuk fokus pada saham defensif dan emiten berkinerja solid. "Meskipun pertemuan Presiden Xi Jinping dan Trump serta kebijakan The Fed yang menghentikan Quantitative Tightening menjadi sentimen positif, trader perlu waspada terhadap padatnya rilis data ekonomi domestik pekan ini. Money management dan risk management menjadi kunci utama," kata Equity Analyst IPOT, Imam Gunadi dalam risetnya, Senin (3/11/2025).
- PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) Entry: Rp 1.235–Rp 1.255 Target harga: Rp 1.345 Stop loss: Rp 1.215 Analisis: Kinerja Kalbe Farma (KLBF) yang solid hingga kuartal III/2025 semakin memperkuat posisinya sebagai saham defensif di tengah potensi perlambatan ekonomi nasional. Perseroan membukukan penjualan sebesar Rp 25,98 triliun, tumbuh 7,22% YoY, sementara laba bersih naik 10,97% YoY menjadi Rp 2,63 triliun, mencerminkan efisiensi operasional yang terjaga serta peningkatan margin di tengah tekanan biaya produksi.
- PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) Entry: Rp 2.510 Target harga: Rp 2.730 Stop loss: Rp 2.430 Analisis: Japfa Comfeed Indonesia (JPFA) menunjukkan kinerja yang solid sepanjang 9 bulan 2025 dengan laba bersih mencapai Rp 2,4 triliun, tumbuh 15,1% YoY dan melampaui estimasi konsensus sebesar 75% dari target setahun penuh, di atas rata-rata historis lima tahunnya di 68%. Pencapaian ini didorong oleh lonjakan laba kuartal III-2025 sebesar Rp 1,2 triliun atau naik 90,6% YoY, seiring dengan pemulihan kuat harga broiler dan DOC yang mendorong perbaikan margin secara signifikan.
- PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) Entry: Rp 1.880 Target harga: Rp 2.000 Stop loss: Rp 1.825 Analisis: Di tengah potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi, Triputra Agro Persada (TAPG) tampil menonjol dengan kinerja yang solid hingga kuartal III-2025. Perseroan membukukan pendapatan Rp 8,20 triliun, tumbuh 31,48% YoY dari Rp 6,24 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Menjelang akhir tahun, permintaan minyak sawit (CPO) berpotensi mengalami lonjakan signifikan seiring dengan meningkatnya kebutuhan industri makanan dan minuman menjelang periode perayaan Natal dan Tahun Baru, serta kenaikan permintaan dari sektor energi akibat peningkatan alokasi program biodiesel domestik.