Laju industri otomotif mendorong harga paladium



JAKARTA. Tren industri otomotif yang dipandang positif bisa jadi kekuatan utama paladium jaga pola kenaikannya.

Mengutip Bloomberg, Selasa (4/4) pukul 16.42 WIB harga paladium kontrak pengiriman Juni 2017 di New York Mercantile Exchange melambung 0,55% ke level US$ 807,00 per ons troi dengan catatan sudah terbang 17,99% sejak akhir tahun 2016 lalu.

Ibrahim, Direktur PT Garuda Berjangka menjelaskan di awal tahun harga paladium sempat terkena imbas laporan penurunan penjualan kendaraan bermotor di AS dan China. Salah satunya akibat santernya isu mengenai berkurangnya minat konsumen terhadap kendaraan bermesin diesel imbas dari kecurangan tes emisi yang dilakukan oleh Volkswagen di akhir 2015 silam.


Ini terbukti dengan laporan penjualan kendaraan bermotor di AS Januari 2017 yang turun 2% dibanding 2016 dan penjualan di China merosot 1,1% menjadi 2,2 juta unit dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Wajar saat itu harga paladium tergores ke level terendahnya sejak Desember 2016 lalu di US$ 710,40 per ons troi pada 3 Januari 2017. “Setelah itu, laporan pasokan yang mengempis dan spekulasi mengenai prospek kenaikan suku bunga The Fed menopang kenaikan harga platinum dan paladium,” jelas Ibrahim.

Namun pasca kenaikan suku bunga The Fed terjadi di FOMC Maret 2017 dan kondisi geopolitik di Eropa memanas, maka harga paladium kembali mendulang kekuatannya. Hal ini pula yang lantas mengarahkan Ibrahim pada dugaan, harga paladium masih berpotensi jaga kenaikannya di masa mendatang.

Laporan dugaan LMC Automotive bahwa penjualan mobil AS sepanjang 2017 bisa menyentuh 17,6 juta unit atau naik 0,1% dibanding tahun lalu menjadi katalis positif utama. Harga berpotensi menembus level tertingginya sejak Maret 2016 lalu yang ditembus pada 24 Maret 2017 lalu di US$ 813,35 per ons troi akibat data penjualan mobil yang masih agresif.

“Hanya perlu mewaspadai peluang kenaikan suku bunga The Fed di FOMC Juni 2017 dan geopolitik Eropa, tapi selama fundamental kuat maka harga akan tetap mampu jaga kenaikan,” tutup Ibrahim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia