JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi bulanan alias
month on month (mom) Agustus sebesar 0,47%. Inflasi tahunan atawa
year on year (yoy) menurun menjadi 3,99% dari sebelumnya 4,53% pada bulan Juli. Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok pendidikan, rekreasi, dan keluarga dengan nilai 1,58%. Kemudian diikuti oleh kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,73%. Kepala BPS Suryamin mengatakan inflasi yang terjadi pada kelompok pendidikan, rekreasi dan keluarga disebabkan tahun ajaran baru. Biaya pendidikan mulai dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga perguruan tinggi mengalami kenaikan.
Sedangkan inflasi pada kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar disebabkan adanya kenaikan tarif dasar listrik. Menurut Suryamin, inflasi Agustus 2014 yang sebesar 0,47% ini bila dibanding sejak tahun 2005, hanya lebih tinggi dibanding inflasi Agustus tahun 2006 saja yang tercatat 0,33%. "Sedangkan ke inflasi Agustus lainnya tergolong rendah," ujarnya, Senin (1/9). Melihat data inflasi pada bulan Agustus ini, baik Bank Indonesia (BI) ataupun pemerintah optimis inflasi hingga akhir tahun akan terkendali sesuai target 5,3% dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014. Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, survei pemantauan harga yang dilakukan BI hingga minggu kedua Agustus terjadi inflasi sebesar 0,2%. Kemudian, pada minggu ketiga dan keempat terutama pada minggu ketiga terjadi kenaikan harga. Kenaikan tersebut antara lain berasal dari tarif angkutan yang sebelumnya diperkirakan BI bisa deflasi. Selain itu ada juga faktor pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang mempengaruhi kenaikan inflasi.
inflasi bulanan Agustus tersebut lebih rendah dari rata-rata historis bulan Agustus yang sebesar 0,6%. Karena itu, menurut Perry, inflasi hingga akhir tahun optimis masih sesuai target 5,3%. Inflasi pada bulan-bulan selanjutnya pun akan tetap rendah. "Inflasi baru akan sedikit naik pada November dan Desember kelak," tandas Perry. Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menilai, melihat inflasi tahun kalender 3,4% pada bulan Agustus mengindikasikan inflasi dalam trend terkendali. Dampak pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang terjadi pada bulan Agustus, diakui Bambang sudah tercermin dalam inflasi yang sebesar 0,47% tersebut. Mengenai kenaikan tarif dasar listrik (TDL) yang kembali terjadi pada bulan September ini, menurut Bambang, akan tertutup dari musim panen kecil yang terjadi di September. "Kalau lihat prediksi sampai akhir tahun seharusnya bisa di bawah 5%," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto