Laju inflasi makin kencang jelang bulan puasa



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mendekati bulan puasa, laju inflasi mulai kencang. Berdasarkan hasil survei pemantauan harga hingga pekan kedua bulan ini, Bank Indonesia (BI) memperkirakan, inflasi April 2019 sebesar 0,25%.

Angka proyeksi itu lebih tinggi dibanding perkiraan bank sentral sebelumnya mengacu hasil survei pada pekan pertama April sebesar 0,21%. "Jadi, kalau berdasarkan survei hingga minggu kedua, maka inflasi year to date sebesar 0,61% dan year on year 2,64%," kata Mirza Adityaswara, Deputi Gubernur Senior BI, Jumat (12/4).

Menurut Mirza, penyumbang inflasi April tahun ini adalah kenaikan harga sejumlah bahan pangan. Harga bawang merah, misalnya, naik 18% dari bulan sebelumnya. Lalu, harga bawang putih melonjak 21,6% dibanding Maret. Sedang harga tomat buah dan tomat sayur masing-masing melesat 28,7% dan 22,7%.


Meski demikian, tingkat inflasi hingga April masih dalam kisaran target BI. Tahun ini, Bank Indonesia menetapkan target inflasi sebesar 3,5% plus minus 1%. "Kami perkirakan, inflasi tahun ini sekitar 3% sampai 3,2%. Jadi, Kalau saat ini inflasi 2,64% year on year, berarti berada di batas bawah range target inflasi," tambah Mirza.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan, tingkat inflasi di April berkisar 0,2%-0,3%. Menurut Josua, kenaikan tingkat inflasi disebabkan faktor musiman, akibat kenaikan harga beberapa komoditas barang jelang puasa. "Ada juga yang karena curah hujan tinggi, membuat beberapa komoditas mahal, seperti bawang putih," ujar Josua kepada Kontan.co.id, Jumat (12/4).

Meski begitu, Josua pun memandang tingkat inflasi tahun ini masih stabil dengan permintaan yang juga stabil. Ini bisa dilihat dari inflasi inti serta inflasi harga diatur pemerintah atau administered price cenderung stabil.

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan tingkat inflasi di April akan berkisar 0,1%. Menurut David, kenaikan inflasi ini disebabkan kenaikan bahan makanan dan makanan jadi sebagai persiapan puasa dan lebaran. "Inflasi sampai bulan puasa memang trennya naik. Karena itu harus waspada. Sebelumnya terjadi deflasi di Februari, tetapi kecil. Jadi bisa naik terus," ujar David kepada Kontan.co.id, Jumat (12/4). Meski terjadi kenaikan harga, David pun mengatakan kenaikan harga tersebut masih diimbangi oleh panen raya yang terjadi di April hingga awal Mei. David pun memperkirakan pengaruh harga tiket angkutan udara (pesawat) tidak akan menyumbang inflasi yang besar di April. "Saya lihat tiket pesawat tidak akan naik lagi, jadi pengaruhnya tidak signifikan ke inflasi. Kalau harga tiket bisa diturunkan, ini bisa mendorong penurunan," tutur David. Lebih lanjut David memperkirakan, tingkat inflasi sepanjang 2019 akan berkisar 3,4%. Sedangkan Josua memperkirakan tingkat inflasi akan berada di kisaran 3% sampai 3,5%. "Risiko inflasi juga bisa datang dari harga BBM. Kalau harga konsisten stabil, maka inflasi bisa mengarah ke 3%," tutur Josua.

Informasi saja, Badan Pusat Statistik mencatat, tingkat inflasi sepanjang Maret lalu cuma 0,11%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati