Laju inflasi tinggi, investor meminta yield tinggi



JAKARTA. Harga obligasi yang terus melandai tidak menyurutkan pemerintah menggelar lelang. Hari ini (4/8), pemerintah menawarkan lima seri surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara.

Empat seri sudah pernah ditawarkan alias reopening, yaitu PBS001, PBS002, PBS003 dan PBS004. Ada juga satu seri anyar, SPN-S 05032013. Dalam lelang kali ini, pemerintah menargetkan bisa menyerap Rp 500 miliar.

Para analis memperkirakan lelang kali ini masih akan diminati investor. Namun, laju inflasi Agustus yang tinggi akan menjadi alasan investor meminta imbal hasil tinggi.


Analis NC Securities I Made Ade Saputra memprediksi, tawaran penempatan dana yang masuk di lelang itu akan berkisar Rp 2 triliun-Rp 3 triliun.

Sukuk tenor panjang seperti PBS003 dan PBS004 akan menarik minat investor. Selain itu, SPN-S juga akan diminati oleh perbankan. "Tenor panjang diminati karena memberi imbal hasil yang lebih tinggi," kata Made. Ia memprediksi PBS003 bisa memberi yield berkisar 6,34% - 6,4%. Sementara seri PBS004 bisa memberi 7,09% - 7,16%. Seri yang lain, seperti PBS001, bisa memberi 5,78% - 5,84%.

Ezra Nazula Ridha, Vice President & Head of Fixed Income Manulife Asset Management mengatakan, sentimen pasar sebenarnya sudah lebih positif karena data inflasi dan data perdagangan yang tidak buruk. Akibatnya, minat besar meski permintaan imbal hasil masih tinggi.

Pemerintah saat ini tengah mengatur portofolio. Selain rutin melakukan lelang, pemerintah juga telah membeli kembali (buyback) surat utang negara (SUN) pada (31/8). Transaksi tersebut berhasil membeli Rp 30 miliar seri FR0055.

Ezra bilang, pemerintah sedang menurunkan nilai obligasi yang memiliki tenor pendek di pasar sekunder.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana