Laju investasi 2017 diprediksi sulit tembus 5%



JAKARTA. Pertumbuhan investasi tahun ini diperkirakan stagnan. Pertumbuhan investasi tahun ini diperkirakan belum bisa menembus angka 5%.

Catatan Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan investasi yang tercermin dari pertumbuhan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) 2016 hanya sebesar 4,48% year on year (YoY), melambat dibanding tahun 2015 yang tercatat tumbuh 5,01% YoY. Lambatnya pertumbuhan investasi tersebut lantaran kontraksi pada belanja modal hingga mencapai 21,88% YoY.

Ekonom Universitas Indonesia, Lana Soelistianingsih mengatakan, industri manufaktur, perdagangan besar dan konstruksi yang belum menujukkan pertumbuhan signifikan tahun lalu masih bisa didorong lagi. Mengingat, sektor tersebut merupakan penyumbang terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi.


Namun menurutnya, dorongan investasi tahun ini masih terbatas. Dari tiga komponen pendorong investasi, hanya satu yang dapat diandalkan. Itu pun masih berisiko.

Pertama, penanaman modal dalam negeri (PMDN) di luar investasi pemerintah, diperkirkakan masih stagnan. Sebab, pebisnis masih akan melihat perbaikan penjualan dan permintaan masyarakat.

Kedua, penanaman modal asing (PMA), diperkirakan juga masih stagnan. Hal tersebut lantaran investor masih menunggu dan melihat (wait and see) kondisi global, terutama kebijakan yang akan direalisasikan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan rencana kenaikan suku bunga The Fed.

Ketiga, investasi pemerintah yang diperkirakan mendorong investasi tahun ini, apabila pemerintah benar-benar cepat merealisasikan belanjanya. "Jadi melihat tiga komponen itu, andalannya cuma di pemerintah, itu pun dengan catatan bahwa tidak ada pemangkasan anggaran, tidak ada masalah cash flow dan sebagainya," kata Lana, Selasa (7/2).

Dengan mempertimbangkan hal tersebut, Lana memperkirakan pertumbuhan investasi masih bisa lebih tinggi dari tahun lalu. Namun masih akan sulit menembus angka 5%.

Oleh karena itu, Lana bilang target pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 5,1% masih sulit dicapai. Ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini tidak jauh berbeda dengan tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto