Laju JSMR terdorong tol baru dan kenaikan tarif



JAKARTA. Jalan tol milik PT Jasa Marga Tbk (JSMR) bertambah panjang. Awal pekan ini, JSMR mulai membuka jalan tol baru Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa Bali, sepanjang 12,7 kilometer (km). JSMR berharap, lalu lintas di ruas jalan tol ini bisa mencapai 39.000 kendaraan per hari.

Bukan cuma itu, di semester II tahun ini, JSMR ini juga akan mengoperasikan dua jalan tol lain, yakni ruas Ungaran-Bawen, dan ruas Jakarta Outer Ring Road (JORR) W2 Utara. Jalan tol JORR W2 Utara diharapkan beroperasi pada Desember 2013 dengan perkiraan trafik di awal operasi 60.000 kendaraan per hari.

Analis AAA Sekuritas, Carrel Mulyana menilai, beroperasinya jalan tol baru JSMR tersebut akan berkontribusi cukup besar pada pendapatan JSMR. "Dari tiga ruas jalan tol baru JSMR berharap dapat menambah pendapatan Rp 100 miliar di 2013," ujar dia.


Sebelumnya, manajemen JSMR menargetkan kontribusi pendapatan dari ruas jalan tol baru mencapai Rp 150 miliar di tahun ini. Tapi, target itu direvisi karena ada satu ruas jalan tol yang baru beroperasi di tahun depan yaitu Gempol-Pandaan.

Analis Indo Premier Securities, Maxi Liesyaputra menilai, secara jangka panjang JSMR akan sangat diuntungkan dengan jalan tol baru. Dalam risetnya pada 19 Agustus lalu, dia mencatat, setidaknya sembilan jalan tol baru JSMR yang akan beroperasi dalam beberapa tahun ke depan.

Menurut perhitungan Maxi, ruas baru tersebut akan memberikan kontribusi pendapatan Rp 113 miliar di tahun ini dan Rp 168 miliar di 2014. Ia memprediksi, pendapatan JSMR akan tumbuh 8,3% pertahun dari 2013 hingga 2018.

Carrel bilang, pundi JSMR akan bertambah karena kenaikan tarif jalan tol disejumlah ruas tol pada bulan depan. "Karena dilakukan sudah di kuartal IV, jadi baru dimasukkan di tahun depan," ujar dia.

Jalan tol yang tarifnya akan naik adalah jalan tol Jagorawi, Jakarta Outer Ring Road (JORR), dan Cawang-Tomang-Pluit. Besaran kenaikan tarif tergantung akumulasi inflasi dalam dua tahun terakhir di wilayah tersebut.

Namun, Maxi menduga, tarif tol JSMR akan naik sekitar 7,62% di Oktober 2013. Ini dengan pertimbangan inflasi naik 3,79% pada 2011 dan 4,3% pada 2012. Berdasarkan regulasi pemerintah, tarif jalan tol akan disesuaikan terhadap inflasi setiap dua tahun.

Sampai semester I-2013, laba bersih JSMR memang menurun 17,71% menjadi Rp 761,31 miliar. Menurut Carrel, ini karena beban operasional dan beban karyawan yang tinggi. "Beban operasional JSMR tinggi lantaran sudah mempersiapkan jalan tol baru meski belum menyumbang pendapatan," ujar dia.

Tapi, Carrel yakin, pendapatan JSMR akan naik 12,01% menjadi Rp 10,16 triliun di tahun ini. Begitu juga laba bersih akan tumbuh 5,49% menjadi Rp 1,69 triliun.

Maxi menghitung, pendapatan JSMR akan naik menjadi Rp 10,32 triliun dan laba bersih menjadi Rp 1,75 triliun di 2013. Tahun lalu, pendapatan JSMR mencapai Rp 9,07 triliun dengan laba bersih Rp 1,6 triliun.

Karena itu, Carrel dan Maxi merekomendasikan buy saham JSMR. Carrel memberi target harga di Rp 6.750 dan Maxi di Rp 7.050. Analis Amcapital, Helmi Therik juga menyarankan buy saham JSMR dengan target harga Rp 6.800. Kemarin, harga JSMR naik 0,86% ke Rp 5.850. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana