KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Performa sektor saham pertambangan mulai mentereng di 2018. Mengutip data Bloomberg pada pedagangan saham Selasa (23/1) pukul 11.37 WIB, saham sektor pertambangan mencatat kenaikan 20,94% year to date (ytd). Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mencatat, pada siklus empat tahunan, sektor pertambangan memang lazimnya menguat di kuartal I. Hal ini juga dipicu oleh harga komoditas. “Kenaikan harga komoditas sudah terjadi sejak tahun 2017 lalu, sehingga kinerja finansial korporasi juga akan bagus,” tutur Hans, Selasa (23/1). Batubara menjadi salah satu komoditas yang harganya cukup terkerek. Analis Sinarmas Sekuritas Richard Suherman dalam risetnya tanggal 23 Januari 2018 mencatat adanya permintaan yang tinggi untuk batubara. Ia mencatat harga batubara naik 6,0% ytd ke level US$ 106,0 per ton. Permintaan batubara dari China menurut Richard akan tetap kuat mengingat, cuaca musim dingin yang berada diluar antisipasi. Sementara itu, peralihan sumber energi oleh China dari batubara ke gas telah menyebabkan pasokan listrik tidak efisien untuk pemanas. Meski demikian, Hans melihat penguatan sektor pertambangan tak berlangsung lama. Ia memperkirakan penguatan sektor pertambangan hanya berlangsung hingga di kisaran kuartal I-II 2018. “Setelah itu akan ada koreksi, “ tutur Hans. Di sektor pertambangan Hans menjagokan saham ADRO, PTBA, ITMG.
Laju kenaikan saham sektor pertambangan tersengat harga komoditas
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Performa sektor saham pertambangan mulai mentereng di 2018. Mengutip data Bloomberg pada pedagangan saham Selasa (23/1) pukul 11.37 WIB, saham sektor pertambangan mencatat kenaikan 20,94% year to date (ytd). Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mencatat, pada siklus empat tahunan, sektor pertambangan memang lazimnya menguat di kuartal I. Hal ini juga dipicu oleh harga komoditas. “Kenaikan harga komoditas sudah terjadi sejak tahun 2017 lalu, sehingga kinerja finansial korporasi juga akan bagus,” tutur Hans, Selasa (23/1). Batubara menjadi salah satu komoditas yang harganya cukup terkerek. Analis Sinarmas Sekuritas Richard Suherman dalam risetnya tanggal 23 Januari 2018 mencatat adanya permintaan yang tinggi untuk batubara. Ia mencatat harga batubara naik 6,0% ytd ke level US$ 106,0 per ton. Permintaan batubara dari China menurut Richard akan tetap kuat mengingat, cuaca musim dingin yang berada diluar antisipasi. Sementara itu, peralihan sumber energi oleh China dari batubara ke gas telah menyebabkan pasokan listrik tidak efisien untuk pemanas. Meski demikian, Hans melihat penguatan sektor pertambangan tak berlangsung lama. Ia memperkirakan penguatan sektor pertambangan hanya berlangsung hingga di kisaran kuartal I-II 2018. “Setelah itu akan ada koreksi, “ tutur Hans. Di sektor pertambangan Hans menjagokan saham ADRO, PTBA, ITMG.