Laju kinerja emiten CPO terganggu El Nino



JAKARTA. El Nino relatif mengganggu kinerja emiten crude palm oil (CPO) sepanjang tahun lalu. Hal tersebut terlihat dari penurunan produksi minyak sawit PT London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP).

Pada tahun 2016, laba bersih laba bersih LSIP turun 4,9% dari tahun sebelumnya jadi Rp 593,9 miliar. Penjualannya juga turun 8,2% menjadi Rp 3,8 triliun.

Meski harga rata-rata CPO naik, namun hal ini tidak menolong peningkatan laba. "Kenaikan harga pada 2016 terjadi akibat El Nino yang mengurangi pasokan produksi sawit," ujar Sekretaris Perusahaan LSIP, Endah R Madnawidjaja dalam keterangan resmi, Rabu (1/3).


Produksi tandan buah segar (TBS) inti LSIP pada tahun 2016 mencapai 1,22 juta ton, turun 12,5% akibat El Nino. Akibatnya TBS yang diproses turun 17,5% menjadi 1,7 ton. Sehingga produksi CPO anjlok 19,2% menjadi 384.535 ton dan inti sawit merosot 16,4% menjadi 103.234 ton.

Sedangkan SIMP dalam laporan keuangan membukukan kenaikan laba 104% menjadi Rp 538,30 miliar. Laba selisih kurs mampu mengimbangi kenaikan beban pajak penghasilan. Angka penjualan juga naik 5% menjadi Rp 14,53 triliun dari tahun sebelumnya.

Direktur Utama SIMP Mark Wakeford menyampaikan, pengaruh El Nino pada 2015 lalu mempengaruhi pencapaian produksi TBS inti dan CPO tahun 2016. Penurunan produksi masing-masing 13% dan 17% menjadi 2,98 juta ton dan 833.00 ton. "Meski turun, namun perseroan masih mencatatkan kenaikan EBITDA sebesar 33% dan kenaikan laba bersih sebesar 104%. Hal ini terutama seiring kenaikan harga komoditas serta adanya laba selisih kurs," ujar Mark, Rabu (1/3).

Analis NH Korindo Sekuritas, Joni Wintarja bilang, produksi CPO tahun ini masih terganggu curah hujan yang tinggi. Kendati begitu, "Prospek tahun ini cenderung stabil, belum ada sentimen terlalu positif atau negatif," ujarnya.

Sedangkan harga harga CPO di bursa komoditas Malaysia tahun ini diprediksi paling tinggi RM 3.300 per ton. Kinerja SIMP dan LSIP tahun ini diprediksi positif karena ekonomi global yang semakin membaik, sehingga tingkat konsumsi meningkat.

Kemarin (1/3), harga saham LSIP ditutup di Rp 1.520, naik 3,05% dari hari sebelumnya. Sedang harga SIMP melonjak 11,88% menjadi Rp 565 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie