Laju kredit bank masih tetap deras



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah ekonomi yang masih melambat, upaya perbankan menyalurkan kredit masih kencang. Hal ini terlihat dari dua bank yang memberikan laporan keuangannya di semester pertama tahun ini.

Bank Permata misalnya, mencatatkan peningkatan penyaluran kredit hingga dua digit. Bank yang berkode saham BNLI ini mencatatkan penyaluran kredit tumbuh 11% year on year (yoy) dari Rp 92,7 triliun di bulan Juni 2017 menjadi Rp 103,2 triliun di bulan Juni 2018.

Adapun kontribusi terbesar pada penyaluran kredit berasal dari kredit ritel maupun korporasi. Pertumbuhan kredit ini mendorong peningkatan pendapatan bunga sebesar 3% yoy menjadi Rp 2,8 triliun pada akhir semester I/2018.


Secara kualitas kredit, rasio kredit bermasalah alias NPL gross dan net di bulan Juni 2018 sebesar 4,3% dan 1,5%. Sedangkan rasio NPL gross dan net pada Juni 2017 masing-masing sebesar 4,7% dan 1,8%. Langkah ini merupakan buah hasil dari upaya Permata menjaga kualitas kredit melalui penagihan, restrukturisasi, dan kredit bermasalah.

Akibatnya mampu menurunkan biaya cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif sebesar 13% dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi sebesar Rp 1,1 triliun. Perbaikan rasio NPL merupakan hasil dari upaya bank dalam mengelola kualitas aset, ujar Direktur Utama Permata Bank Ridha DM Wirakusumah.

Menjaga NPL

Namun penyaluran kredit yang deras tidak diikuti pencapaian laba ini. Bank Permata harus merasakan penurunan laba.

Laba bersih bank milik Astra International dan Standard Chartered Bank ini turun sebesar 56,18% secara tahunan pada separuh pertama 2018. Dalam laporan keuangan, bank ini mencatatkan laba bersih Rp 270,25 miliar pada Juni 2018. Sebagai perbandingan, pada Juni 2017 Bank Permata meraup laba bersih hingga Rp 616,73 miliar.

Penurunan laba ini karena biaya operasional naik 35,58% yoy menjadi Rp 2,6 triliun dari periode sama tahun 2017 sekitar Rp 1,9 triliun. Sedangkan pendapatan bunga bersih hanya naik 2,87% yoy menjadi Rp 2,7 triliun dari periode sama 2017 Rp 2,6 triliun.

Sementara pendapatan Bank CIMB Niaga sepanjang 2018 naik tipis 3% yoy menjadi Rp 185,7 triliun. NPL bank ini pada semester pertama 2018 turun dari 3,89% di Juni 2017 menjadi 3,39% di Juni 2018.

Berbeda dengan Permata, CIMB Niaga mencatat kenaikan laba bersih. Sepanjang semester pertama 2018 meraup Rp 1,7 triliun. Laba ini naik 28,1% secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp 1,3 triliun di semester I 2018.

Pendorong kenaikan laba ini peningkatan pendapatan non bunga 32,6% yoy menjadi Rp 1,8 triliun. Selain itu, kenaikan laba ini juga didorong penurunan pencadangan 27,1% yoy menjadi Rp 1,5 triliun dari periode sama 2017 Rp 2,1 triliun.

Tigor M. Siahaan, Presiden Direktur CIMB Niaga, mengatakan, perbaikan kondisi perekonomian berkontribusi positif terhadap penurunan biaya pencadangan. "Sehingga mampu meningkatkan laba bersih," kata Tigor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie