Laju Kredit Konsumsi Bank Mulai Tertahan



JAKARTA. Pertumbuhan kredit konsumsi bank mulai melambat. Rupanya, bunga yang makin mekar mengendurkan niat nasabah mengambil kredit ini.

Laju pertumbuhan kredit konsumsi terlihat mulai lambat di akhir Oktober 2008 lalu. Sepanjang bulan tersebut, kredit konsumsi hanya bertambah Rp 3,8 triliun atau 1%. Bank Indonesia (BI) mencatat, nilai kredit konsumsi perbankan per akhir Oktober sebesar Rp 360,4 triliun.

Padahal di bulan-bulan sebelumnya, kredit konsumsi meningkat cepat. Di bulan September, misalnya, kredit konsumsi meningkat Rp 10,5 triliun atau 3%. Pun begitu di bulan Agustus 2008, pertambahan kredit konsumsi mencapai Rp 7,8 triliun atau sekitar 2,3%.


Pilih-pilih nasabah

Direktur Bisnis Kredit Konsumen PT Bank Central Asia (BCA) Tbk. Henry Koenaifi mengakui bahwa pertumbuhan kredit konsumsi mulai seret sejak bulan Oktober lalu.

Penyebab utama turunnya permintaan terhadap kredit konsumsi adalah bunga yang melonjak tinggi. "Begitu bunga naik, imbasnya langsung terlihat," kata Henry.

Mengutip catatan Bank Indonesia (BI), rata-rata bunga kredit konsumsi di bulan Oktober memang 16,05%. Bunga kredit konsumsi ini merupakan yang tertinggi sepanjang tahun 2008.

Henry mengingat permintaan kredit langsung merosot begitu BCA menaikkan bunga. Dalam hitungan Henry, nilai permintaan kredit konsumsi di BCA merosot 10%-12%. Padahal, BCA hanya mematok bunga kredit konsumsi paling tinggi 15%. "Kami memperkirakan perlambatan kredit konsumsi ini bakal berlanjut hingga akhir tahun ini," imbuhnya.

Ada juga bank yang mengaku pengetatan seleksi nasabah sebagai penyebab penurunan pertumbuhan kredit konsumsi. "Di BNI, permintaan masih tinggi. Hanya saja kami harus lebih selektif memilih nasabah," ujar General Manager Divisi Kredit Konsumen PT Bank BNI Tbk Diah Sulianto.

Alasan BNI memperketat seleksi nasabah adalah untuk menekan risiko kenaikan kredit macet. "Pembatasan nasabah juga bertujuan mengimbangi pendanaan yang ketat,” tuturnya, kemarin (11/12).

BNI menerapkan beragam cara untuk membatasi nasabah. Ambil contoh pembatasan nasabah kredit pemilikan rumah (KPR). Saat ini, BNI hanya menyalurkan KPR untuk nasabah yang baru pertama kali membeli rumah. BNI tak menyalurkan KPR untuk nasabah yang ingin berinvestasi di properti.

Diah memprediksi, pertumbuhan kredit konsumsi masih akan berjalan pelan hingga akhir tahun 2008 nanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Didi Rhoseno Ardi