JAKARTA. Kendati Bank Indonesia (BI) mengimbau perbankan mendorong kredit produktif, kenyataannya kredit konsumsi kian membengkak. Tiga sektor kredit konsumsi, yakni properti, kendaraan bermotor dan kartu kredit malah tumbuh di atas rata-rata, yaitu sekitar 23%. Lonjakan kredit ketiga sektor ini dikhawatirkan akan memicu overheating kredit. Menurut Evi Firmansyah, Anggota Perbanas sekaligus Wakil Direktur Utama Bank Tabungan Negara, kekhawatiran BI tersebut tidak mengada-ngada. Permintaan kredit konsumsi memang deras. Di kredit properti, misalnya, terjadi di kalangan menengah ke atas, tercermin dari kebutuhan terhadap rumah-rumah di atas 70 meter persegi dan apartemen. Padahal, harga bangunan ini terus melonjak.
Laju kredit konsumsi bisa semakin panas
JAKARTA. Kendati Bank Indonesia (BI) mengimbau perbankan mendorong kredit produktif, kenyataannya kredit konsumsi kian membengkak. Tiga sektor kredit konsumsi, yakni properti, kendaraan bermotor dan kartu kredit malah tumbuh di atas rata-rata, yaitu sekitar 23%. Lonjakan kredit ketiga sektor ini dikhawatirkan akan memicu overheating kredit. Menurut Evi Firmansyah, Anggota Perbanas sekaligus Wakil Direktur Utama Bank Tabungan Negara, kekhawatiran BI tersebut tidak mengada-ngada. Permintaan kredit konsumsi memang deras. Di kredit properti, misalnya, terjadi di kalangan menengah ke atas, tercermin dari kebutuhan terhadap rumah-rumah di atas 70 meter persegi dan apartemen. Padahal, harga bangunan ini terus melonjak.