Laju kredit otomotif lesu di kuartal satu



JAKARTA. Penjualan otomotif yang lesu turut menyeret perlambatan penyaluran kredit kendaraan bermotor (KKB) tahun ini. Buktinya, kredit perbankan untuk pemilikan kendaraan bermotor terus menunjukkan penyusutan sejak akhir tahun lalu.

Mengacu data terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kredit otomotif turun 3,18% menjadi Rp 119,45 triliun per Maret 2016 dibanding periode tang sama di 2015 yang mencapai Rp 123,38 triliun. Penurunan penyaluran kredit kendaraan telah terjadi sejak tahun lalu.

Sebagai perbandingan, pada Desember 2015, kredit otomotif sebesar Rp 120,55 triliun. Selanjutnya, KKB pada Januari, Februari dan Maret 2016 secara berturut-turut turun jadi Rp 121,97 triliun, Rp 119,72 triliun, dan Rp 119,45 triliun.


Target rendah

Direktur Konsumer Bank Central Asia Tbk (BCA) Henry Koenaifi menyatakan, banknya sudah memprediksi kredit otomotif masih akan melambat. Dus, BCA tak mematok pertumbuhan tinggi. "Tahun ini, kami menargetkan pertumbuhan KKB 7%–10%," kata Henry kepada KONTAN, akhir pekan lalu.

Di kuartal I 2016, BCA telah menyalurkan KKB senilai Rp 32,68 triliun, naik 13,8% ketimbang periode yang sama di 2015. Pertumbuhan kredit tinggi ini mengalir 80% ke kendaraan baru. BCA memacu pertumbuhan KKB lewat tawaran bunga kredit satu digit dengan tenor panjang.

Sependapat, "Kami ingin realistis. Tahun 2016 kredit otomotif akan tumbuh flat," terang Direktur Perbankan Konsumer Bank CIMB Niaga Lani Darmawan.

Maklum, CIMB Niaga mencatat penurunan KKB sebesar 3,1% jadi Rp 18,21 triliun per kuartal I 2016. Porsi pembiayaan melalui anak usaha menyumbang sebesar Rp 15,99 triliun.

Berbeda, Direktur Konsumer Bank Mandiri Hery Gunardi menuturkan, banknya berani mematok pertumbuhan tinggi KKB, yaitu sebesar 18%–20% sepanjang tahun ini. Sebab, "Permintaan masih tinggi karena kami memberikan kredit mobil merek yang banyak diminati," ujarnya.

Bank pelat merah ini menorehkan pertumbuhan KKB sebesar 23,20% jadi Rp 18,34 triliun per Maret 2016. Bank Mandiri menggenjot kredit melalui dua anak usaha mereka: Mandiri Utama Finance (MUF) untuk kendaraan bekas dan Mandiri Tunas Finance (MTF) buat kendaraan baru.

Lewat MUF dan MTF, bank milik pemerintah itu menggarap kredit mobil dan sepeda motor sekaligus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie