JAKARTA. Rencana presiden terpilih Joko Widodo menghapus insentif bagi produksi mobil murah atau low coast green car (LCGC) berpotensi menekan industri otomotif. Pencabutan insentif itu akan menekan langsung para pemain yang memproduksi mobil berbasis LCGC, seperti PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Indomobil Sukses International Tbk (IMAS). Saat ini, ASII memiliki dua Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) yang memproduksi mobil LCGC, yakni PT Toyota Astra Motor (TAM) yang memiliki brand Agya dan PT Astra Daihatsu Motor (ADM) yang mengusung Ayla. Sedangkan IMAS memiliki dua ATPM yang memproduksi mobil murah, yaitu PT Nissan Motor Indonesia (NMI) dengan Datsun GO+ dan PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) melalui Wagon R. Seperti diketahui, para produsen mobil LCGC ini menikmati insentif pembebasan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) sebesar 10% di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Jika pemerintahan baru mencabut insentif itu, tentu persyaratan juga ikut hangus. Apakah rencana Jokowi itu dapat mempengaruhi kinerja emiten otomotif ini?
Laju LCGC tersendat niat Jokowi
JAKARTA. Rencana presiden terpilih Joko Widodo menghapus insentif bagi produksi mobil murah atau low coast green car (LCGC) berpotensi menekan industri otomotif. Pencabutan insentif itu akan menekan langsung para pemain yang memproduksi mobil berbasis LCGC, seperti PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Indomobil Sukses International Tbk (IMAS). Saat ini, ASII memiliki dua Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) yang memproduksi mobil LCGC, yakni PT Toyota Astra Motor (TAM) yang memiliki brand Agya dan PT Astra Daihatsu Motor (ADM) yang mengusung Ayla. Sedangkan IMAS memiliki dua ATPM yang memproduksi mobil murah, yaitu PT Nissan Motor Indonesia (NMI) dengan Datsun GO+ dan PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) melalui Wagon R. Seperti diketahui, para produsen mobil LCGC ini menikmati insentif pembebasan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) sebesar 10% di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Jika pemerintahan baru mencabut insentif itu, tentu persyaratan juga ikut hangus. Apakah rencana Jokowi itu dapat mempengaruhi kinerja emiten otomotif ini?