Laju pendapatan premi asuransi umum melambat



JAKARTA. Pelambatan ekonomi domestik rupanya mulai berimbas ke industri asuransi umum. Terbukti, pertumbuhan pendapatan premi asuransi umum ikut melambat.

Pada semester I 2013, pendapatan premi industri asuransi umum tumbuh sebesar 10,2%. Angka ini lebih rendah dibanding pertumbuhan pada semester I 2012 sebesar 12%.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Julian Noor, menilai penurunan pertumbuhan pendapatan premi lantaran terjadi koreksi pertumbuhan ekonomi nasional. Efeknya, pertumbuhan pendapatan premi industri asuransi umum ikut terkoreksi. Maklum, pertumbuhan industri asuransi umum sejalan dengan pertumbuhan ekonomi makro.


"Perkiraan awal, ekonomi akan tumbuh sektar 6,5% sampai akhir tahun. Namun perkiraan itu dikoreksi sehingga diperkirakan ekonomi hanya tumbuh sebesar 5,7%-5,9%," ujar Julian, Jumat (4/10).

Pendapatan premi industri asuransi umum pada enam bulan pertama tahun ini tercatat sebesar Rp 20,82 triliun,  tumbuh 10,2%  ketimbang periode sama tahun lalu sebesar Rp 18,9 triliun. Dari jumlah tersebut,  pendapatan premi asuransi harta benda atau properti mengalami pertumbuhan paling pesat. Pada semester I 2013, pendapatan premi asuransi properti  mencapai Rp 6,1 triliun,  meningkat 18,3% dibanding periode sama tahun 2012 sebesar Rp 5,1 triliun.

Sementara pendapatan premi asuransi kendaraan bermotor pada semester I 2013 mencapai Rp 6,2 triliun, naik 10,7% ketimbang semester I 2012 sebesar Rp 5,6 triliun. "Pendapatan premi terbesar masih diperoleh asuransi kendaraan bermotor. Namun pertumbuhan tertinggi diperoleh asuransi harta benda," ujar  Budi Herawan, Kepala Bidang Statistik Informasi dan Analisa asosiasi asuransi Umum Indonesia (AAUI).

Hingga akhir tahun nanti, AAUI  menargetkan pendapatan premi naik 15%. "Kami masih optimistis target tercapai," kata Julian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: A.Herry Prasetyo