Laju penjualan ban di kuartal I 2011 tumbuh 7%



JAKARTA. Penjualan ban pada kuartal pertama 2011 diperkirakan tumbuh 7% mencapai jumlah 12.835 juta unit dibanding penjualan ban pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai 11.995 juta unit. Dari data yang dikeluarkan Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI), penjualan ban bulan Januari 2011 sebanyak 4,499 juta unit, bulan Februari 4,168 juta unit dan Maret diperkirakan hasil penjualan ban sama dengan jumlah penjualan pada Februari.Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) Azis Pane mengatakan, penjualan ban pada kuartal I tahun ini meningkat akibat penjualan mobil pada tahun 2009 hingga 2010 yang meningkat drastis. Umumnya, mobil menganti ban sekali dalam dua tahun. "Setiap tahun penjualan mobil meningkat sebanyak 700 unit, tentu saja ini mendorong pertumbuhan penjualan ban," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (5/4).Andry Lee, Sales Manager PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) mengatakan penjualan ban di perusahaannya meningkat antara 13%-15% pada kuartal I tahun ini dibandingkan dengan kuartal pertama tahun 2010 sebesar 1,4 juta unit.Peningkatkaan penjualan ban ini disebabkan adanya perubahan harga bahan baku dan adanya penyesuaian harga di pasaran, sehingga mendorong konsumen untuk meningkatkan pembelian. Meskipun dalam beberapa bulan terakhir Multistrada sempat menaikkan harga karena harus disesuaikan dengan peningkatan harga karet, tetapi tingkat permintaan relatif tinggi.Saat ini Multistrada memproduksi ban sebanyak 17.500 ban mobil per hari. Dari jumlah tersebut 95% jenis ban yang diproduksi adalah ban penganti dan 5% ban mobil baru atau original equipment manufacturer (OEM). Meskipun penjualan ban meningkat, Azis mengatakan bahwa pada bulan Maret hingga Juni 2011 penjualan ban diperkirakan akan menurun sekitar 3%-4% dari bulan Januari 2011. Hal itu disebabkan daya beli masyarakat yang cenderung menurun karena Kenaikan sejumlah harga barang pada dua bulan terakhir ini mempengaruhi penjualan ban"Selain itu, pada bulan ini, masyarakat lebih fokus mengurus kebutuhan sekolah anak daripada membeli ban sebab membeli ban bukan kebutuhan pokok," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Rizki Caturini