Laju penyaluran KUR mulai ngegas, ini pendorongnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sejumlah bank sudah mulai kembali normal sejak tiga bulan terakhir setelah pelonggaran aktivitas ekonomi. Bahkan, ada yang mendapat tambahan kuota KUR tahun ini. Dengan melihat perkembangan belakangan, bank optimis bisa menyalurkan kuota yang sudah diperoleh.

Bank BNI tercatat telah menyalurkan KUR sebesar Rp 12,5 triliun hingga Agustus 2020. Itu sekitar 56,8% dari kuota yang diterima perseroan dari pemerintah tahun ini yakni Rp 22 triliun. Sebanyak 48% disalurkan ke sektor perdagangan dan 52% di sektor produksi yang sebagian besar merupakan pertanian. 

GM Divisi Bisnis Usaha Kecil-2 BNI Bambang Setyatmojo mengatakan, penyaluran KUR BNI sepanjang April -Juni atau masa shock Covid-19 sangat menurun akibat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Namun, sejak Juli sudah kembali normal dimana peningkatannya empat sampai lima kali lipat dari masa shock tersebut.


Baca Juga: Bank mitra anyar dapat Rp 1 triliun dari dana PEN

"Dengan tren kenaikan dan dukungan dari pemerintah dalam menggerakkan ekonomi khususnya UMKM, BNI Optimis dapat menyalurkan seluruh kuota tahun ini," katanya pada KONTAN, Kamis (24/9).

Guna mempercepat penyaluran KUR, BNI melakukan strategi  klastering, menggarap value chain debitur korporasi, bekerjasama dengan mitra offtaker dan mempermudah akses pembiayaan digital. Lalu, melakukan efisiensi dan akurasi proses melalui aplikasi digital BNI Move, aktif dalam program Digiku dan kerjasama dengan platform digital.

Sementara BRI telah menyalurkan KUR sebesar Rp 76,68 triliun hingga akhir Agustus. Realisasinya  mencapai 54,6% dari kuota KUR yang diperoleh perseroan tahun ini sebesar Rp 140,2 triliun. 

Baca Juga: Hasil penjualan SR013 di Bank BRI capai Rp 3,5 triliun

Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan, realisasi KUR sejak Juni meningkat cukup besar yakni mencapai Rp 29,2 triliun. BRI memperoleh tambahan kuota KUR sebesar Rp 20 triliun tahun ini yang terdorong dari KUR mikro Rp 10 triliun dan KUR super mikro Rp 10 triliun. Awalnya perseroan hanya mendapat kuota Rp 120,2 triliun.

Editor: Tendi Mahadi