Laju pertumbuhan bisnis MI tetap kencang



JAKARTA. Gejolak di pasar modal yang menyebabkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali terpuruk, diperkirakan tidak berdampak negatif terhadap industri asset management. Total dana kelolaan reksadana memang turun. Tapi, para manajer investasi (MI) yakin, pendapatan masih bisa meningkat.

Sjane Like Kaawoan, Direktur Trimegah Asset Management mengatakan, kondisi pasar modal yang fluktuatif malah menguntungkan bagi industri asset management. Soalnya, transaksi reksadana berpotensi meningkat, baik yang melakukan penarikan, penambahan ataupun pembelian baru.

Setiap transaksi mendatangkan pendapatan bagi perusahaan dengan nilai 1%-2% per transaksi."Masyarakat juga semakin pintar, karena berinvestasi di asset management (reksadana), portofolio disebar di berbagai tempat," kata Sjane, Senin (4/6).


Per Juni 2012, total dana kelolaan Trimegah sebesar Rp 4,34 triliun, naik signifikan dibandingkan posisi akhir tahun lalu Rp 3,7 triliun. Sayang, Sjane enggan memaparkan pendapatan yang telah terkumpul perusahaannya.Catatan saja, per Maret 2012, anak usaha Trimegah Securities ini menghasilkan pendapatan dari jasa MI sekitar Rp 20 miliar, tumbuh 67% dari periode sama tahun 2011.

Pada periode ini, jumlah kelolaan reksadana mencapai 2,01 miliar unit. Sementara, jumlah kelolaan reksadana Trimegah per Mei 2012 sudah mencapai 2,42 miliar. Otomatis, sumbangan pendapatan di sektor ini semakin besar.

"Tahun lalu, kami mendapat kan laba Rp 11,8 miliar. Tahun ini targetnya tumbuh 40%," kata Sjane. Menurutnya, kenaikan laba akan tercapai bila dana kelolaan mencapai Rp 5,5 triliun.

Putut Endro Andanawarih, Director Investment Spesialist Manulife Asset Management Indonesia berkata, pasar ritel di Indonesia sangat mendukung perkembangan bisnis asset management. Soalnya, banyak orang kaya yang selama ini menjadi nasabah perbankan belum memiliki reksadana. Sayang, Putut enggan memaparkan pendapatan perusahaannya.

Legowo Kusumonegoro, President Direktur Manulife Asset Management Indonesia menyebutkan, perolehan dana kelolaan pada Mei lalu sebesar Rp 39 triliun. "Sempat turun, April lalu menyentuh Rp 40 triliun. Penurunan terjadi karena kondisi pasar yang juga turun. Tapi sampai akhir tahun kami yakin target dana kelolaan bisa mencapai Rp 45 triliun," terang Legowo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri