Laju saham batubara dan perbankan bisa berlanjut



JAKARTA. Sepuluh emiten yang masuk LQ45 dengan kenaikan tertinggi diprediksi akan bertahan dengan kenaikannya. Hal ini dilihat dari dari fundamentalnya dan kondisi sektor emiten tersebut. Sejumlah emiten dengan kenaikan tinggi, yaitu BUMI, UNTR, ADHI, BBRI, EXCL, BBNI, BBTN, MNCN, INTP, BBCA.

Pengamat pasar modal, Satrio Utomo mengatakan, secara keseluruhan 10 emiten LQ45 yang mengalami kenaikan tertinggi masih akan bertahan. Terutama emiten di sektor perbankan dan batubara.

Menurut Satrio, secara keseluruhan, saham perbankan akan tetap bertahan pada kenaikan tinggi hal ini dikarenakan net buy asing sebagai efek dari spekulasi Indonesia masuk dalam invesment grade. "Walaupun memang ada yang bermasalah seperti BBTN," ujarnya, Minggi (26/3).


Selain sektor perbankan, sektor lain yang akan melanjutkan kenaikan yaitu yang terkait dengan batubara seperti PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT United Tractors Tbk (UNTR). Dua emiten ini masih akan melanjutkan tren kenaikan selama harga batubara masih bagus. Sedangkan emiten lainnya seperti PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) hanya sepekulasi kinerja.

Kemudian untuk PT Adhi Karya Tbk (ADHI) kenaikannya terdorong oleh proyek LRT Jakarta yang baru didapat. Kemudian untuk PT XL Axiata Tbk (EXCL), menurut Satrio, secara industri masih cukup positif. Sedangkan untuk PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk (INTP) tentunya secara industri belum ada berita positif.

Kepala Riset Koneksi Capital, Alfred Nainggolan menyampaikan, kenaikan dari 10 emiten ini cukup rasional dan kecenderungan untuk mempertahankan kenaikan juga cukup kuat peluangnya. Hal ini karena masing-masing emiten didukung fundamentalnya.

"Walaupun ada emiten yang tidak linier dengan fundamentalnya. Artinya kenaikan harga sahamnya lebih cepat dibandingkan fundamental," ujar Alfred.

Contohnya seperti saham BUMI meskipun secara fundamental masih belum cukup bagus, namun investor cukup percaya harga batubara masih akan kuat pada kisaran US$ 75-US$ 80 per ton. Jadi yang akan terus melanjutkan kenaikannya yaitu sektor batubara.

Kemudian sektor perbankan, namun yang dilihat bukan pertumbuhan sektornya tapi dilihat dari perbaikan valuasi pasar terhadap sektor perbankan.

Selain itu, sektor telekomunikasi, EXCL, karena emiten ini mendapatkan laba setelah tahun sebelumnya rugi. "Ketika membukukan laba pasar langsung bereaksi positif," kata Alfred.

Kemudian untuk ADHI, kenaikan karena yang paling murah. Jadi ketika investor ingin menanamkan dananya di sektor konstruksi pilihannya ADHI karena valuasinya jauh dengan emiten lainnya. Kemudian untuk INTP cukup unik meskipun sektornya masih belum positif namun kenaikannya cukup bagus. Dan untuk MNCN, kenaikan sahamnya karena cukup murah jika dilihat PE nya sekitar 13,9 kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini