Lakukan efisiensi, BNI Syariah genjot dana murah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT BNI Syariah berupaya melakukan efisiensi dengan menggenjot pertumbuhan dana murah atau current account and saving account (CASA). Dana murah merupakan gabungan penghimpunan tabungan dan giro oleh bank.

"Perusahaan itu hanya ada dua, pertama efektifitas dan kedua produktivitas. Selain dari segi beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) juga dari CASA untuk menghindari cost of fund," ujar Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo dalam pemaparan kinerja semester I-2018 BNI Syariah di Jakarta, Kamis (26/7).

Firman mengatakan pada semester I-2018 BNI Syariah mampu menekan BOPO menjadi 85,43% dari kondisi periode yang sama tahun lalu di level 86,50%. Selain itu, anak usaha dari PT Bank Negara Indonesia Tbk ini mampu memperbesar rasio CASA menjadi 52,8% pada paruh pertama 2018. Sedangkan Juni 2017 CASA hanya 47,6% dari penghimpunan dana pihak ketiga (DPK).


Sepanjang semester I-208, BNI Syariah mampu menghimpun DPK hingga Rp 32,39 triliun naik 21,5% secara tahunan atau year on year (yoy). Sedangkan pada semester I-2018 DPK hanya Rp 26,66 triliun. Adapun rincian DPK BNI syariah berasal dari penghimpunan giro yang tumbuh 41,7% yoy dari Rp 2,37 triliun pada Juni 2017 menjadi Rp 3,36 triliun di Juni 2018.

Tabungan terhimpun sepanjang enam bulan pertama 2018 sebanyak Rp 13,74 triliun. Nilai ini tumbuh 33,1% yoy dari posisi yang sama di tahun lalu Rp 10,42 triliun. Sedangkan total deposito hingga semester I-2018 mencapai Rp 15,28 triliun. Naik 9,5% yoy dari posisi semester I-2017 di Rp 13,96 triliun.

BNI Syariah menargetkan dapat menghimpun DPK hingga akhir tahun sebanyak Rp 33,15 triliun. Sedangkan target giro, tabungan, dan deposito masing-masing sebanyak Rp 3,57 triliun, Rp 13 tirliun, dan Rp 18,58 triliun.

Senior Executive Vice President (SEVP) Financing and Operation BNI Syariah wahyu Avianto bilang tidak melakukan revisi rencana bisnis bank (RBB). Ia juga optimistis manajemen mampu mencapai target yang telah ditetapkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi