KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) terus berupaya membiru rapor alias mencetak profit. Salah satu caranya, menggenjot efisiensi. Emiten teknologi ini akan menekan
cash burn alias penggunaan kas. GOTO memiliki kas dan neraca yang solid. Tercermin dari posisi kas, setara kas dan deposito jangka pendek GOTO yang mencapai Rp 25,2 triliun per 30 September 2023. Sepanjang periode Januari–September 2023 tingkat penggunaan bersih kas atau
net cash burn GOTO telah berkurang 76% dibandingkan tahun sebelumnya.
Head of Investor Relations GoTo, Reggy Sutanto menjelaskan, hingga saat ini,
cash burn GOTO setiap bulan antara US$ 15 juta hingga US$ 20 juta.
Jika menggunakan asumsi nilai tukar rupiah di level Rp 16.000 per dolar Amerika Serikat (AS), GOTO menggelontorkan Rp 320 miliar untuk satu bulan penuh. "Artinya kalau dalam tiga bulan
cash burn di kisaran Rp 1 triliun. Dengan posisi kas sekarang uang tersebut bisa dipakai untuk 25 kuartal," jelas Reggy saat ditemui Kontan, pekan lalu. Meski punya kas yang kuat, Reggy menyampaikan GoTo tidak akan lengah. Emiten teknologi bertiker saham GOTO ini akan terus menekan penggunaan kas. Terkait rencana itu, riset analis Maybank Sekuritas, Etta Rusdiana Putra yang dipublikasikan belum lama ini menyatakan, GOTO melakukan sejumlah efisiensi, ekspansi ke
social commerce dan
financial services. GOTO melalui Tokopedia juga diprediksi kuat menjadi mitra TikTok dalam bisnis e-commerce. "GOTO berfokus pada efisiensi dan kemungkinan akan mencapai EBITDA yang disesuaikan positif pada Kuartal IV-2023," ujar Etta, dalam risetnya. Etta mengatakan GOTO berhasil mempersempit kerugiani. Total biaya dan pengeluaran pada sembilan bulan turun 37% secara yoy menjadi Rp19,3 triliun. Ini hanya 59% dari perkiraan Maybank Sekuritas yang memprediksi biaya dan pengeluaran GOTO selama 2023 sebesar Rp 32,7 triliun. GOTO mengurangi biaya penjualan & pemasaran sebesar 57% menjadi Rp 4,8 triliun. Sementara biaya umum dan administrasi turun 47% menjadi Rp4,6 triliun, serta biaya pengembangan produk turun 18% menjadi Rp2,8 triliun. "Kami berpendapat GOTO dapat mempertahankan efisiensi. Sehingga EBITDA yang disesuaikan positif pada kuartal IV-2023 masih masuk akal. Tapi tergantung pada tingkat persaingan," kata Etta. Di bisnis
e-commerce, live streaming berdampak pada kinerja Tokopedia, karena memiliki eksposur rendah terhadap produk-produk yang perlu didemonstrasikan, seperti
make up dan gaya pakaian. "Sisi positifnya GOTO merespons dengan proyek percontohan untuk melakukan penjualan langsung di Instagram yang merupakan bagian dari ekosistem Facebook," ujarnya.
Baca Juga: Belum Sebulan GoPay Tabungan Meluncur, Bank Jago Sudah Jaring 100.000 Nasabah Baru GOTO juga diuntungkan dengan peluang kerja sama dengan TikTok dalam
e-commerce. Menurut Etta, GOTO adalah kandidat terkuat untuk menjadi mitra dalam
social commerce dengan TikTok karena layanannya yang terintegrasi dan pengetahuan pasar.. "Kami berpendapat bahwa kemitraan TikTok-Tokopedia mungkin terjadi, meskipun belum ada konfirmasi dari kedua pihak," ujarnya.
Dari lini bisnis finansial, Etta berpendapat layanan keuangan adalah pendorong pendapatan GOTO di masa depan.
Pertama, sebagian besar masyarakat Indonesia tidak memiliki rekening bank.
Kedua, ada ermintaan pembiayaan untuk mendanai gaya hidup.
Ketiga, utang rumah tangga terhadap produk domestik bruto (PDB) di Indonesia masih rendah yaitu sebesar 9,3%. "GOTO Financial memperluas penawaran produknya melalui Go-Pay Tabungan s
upport oleh Bank Jago dengan memberikan pinjaman tunai di Tokopedia dan aplikasi Go-Pay," ujarnya. Dengan asumsi tren bisnis fintech meningkat, Etta memproyeksikan
gross transaction value (GTV) dari GoTo Financial akan mencapai Rp 396,4 triliun pada 2023 dan melonjak jadi Rp 495,5 triliun pada tahun 2024. Adapun asumsi take rate untuk GoTo Financial diprediksi tetap 0,5% pada periode tersebut. Etta mempertahankan rekomendasi beli saham GOTO dengan target harga Rp 110. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Ahmad Febrian