JAKARTA. Kalangan perbankan terus mengantisipasi tren pelemahan nilai tukar rupiah. Tak terkecuali OCBC NISP yang mengaku telah melakukan uji ketahanan (stress test) dengan asumsi rupiah sampai di level Rp 16.000 per dollar AS. Direktur Utama OCBC NISP, Parwati Surjaudaja mengatakan, hasil stress test menunjukkan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) perseroan akan berada di kisaran 2,5%-3%. Selain NPL, Parwati mengklaim tidak ada indikator fundamental perseroan lain yang terkena. “Dengan stress test tersebut, LDR perseroan masih terjaga di level 87% dan CAR sebesar 16%,” ujar Parwati kepada KONTAN, di Jakarta, Selasa (8/9).
Lakukan stress test, NPL OCBC NISP capai 3%
JAKARTA. Kalangan perbankan terus mengantisipasi tren pelemahan nilai tukar rupiah. Tak terkecuali OCBC NISP yang mengaku telah melakukan uji ketahanan (stress test) dengan asumsi rupiah sampai di level Rp 16.000 per dollar AS. Direktur Utama OCBC NISP, Parwati Surjaudaja mengatakan, hasil stress test menunjukkan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) perseroan akan berada di kisaran 2,5%-3%. Selain NPL, Parwati mengklaim tidak ada indikator fundamental perseroan lain yang terkena. “Dengan stress test tersebut, LDR perseroan masih terjaga di level 87% dan CAR sebesar 16%,” ujar Parwati kepada KONTAN, di Jakarta, Selasa (8/9).