Lama Bungkam Soal Streetscooter Jerman, MIND ID kIni Bersuara Setelah Akuisisi Batal



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Pemegang 25% saham Indonesia Battery Corporation, MIND ID biasanya tak pernah lugas dalam berbicara soal rencana akuisisi Streetscooter. Namun demikian setelah akuisisi tersebut batal manajemen baru berbicara lantang. Bahkan manajemen menyesalkan IBC tidak bisa mengakuisisi Streetscooter.

Adalah Odin Automotive yang secara resmi mengakuisisi StreetScooter Engineering (StSE ), produsen kendaraan komersial ringan listrik atau Electric Light Commercial Vehicle (eLCV) pada 4 Januari 2022. Lewat akuisisi tersebut, Odin jalan sendiri tanpa IBC meraih hak atas IP StreetScooter Engineering, jalur produksi, dan anak perusahaan di Swiss dan Jepang.

Sebelumnya, holding perusahaan baterai BUMN yaitu PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) dikabarkan akan mengakuisisi produsen eLCV asal Jerman tersebut lewat Odin. Namun karena karena banyak kontroversi dan banjir penolakan Odin Automotive dengan didukung beberapa mitra investasi global institusional dan swasta lebih dulu mengambil momentum akuisisi StreetScooter. 


Beberapa perusahaan yang mendukung Odin melakukan aksi korporasi ini ialah Sparta Capital Management sebuah perusahaan investasi yang berbasis di London, Chery perusahaan OEM dari China, Neapco dari Jepang, Hitachi dari Jepang, dan GIC dari Singapura. 

Direktur Kelembagaan Mind Id (Inalum), Dany Amrul Ichdan mengatakan, aksi korporasi IBC untuk mengakuisisi StreetScooter melalui konsorsium Odin Automotive belum dapat dilanjutkan karena sudah melewati jadwal yang ditargetkan oleh pihak Deutsche Post DHL sebagai Pemilik Stretscooter di akhir November 2021 lalu.

"Kita harus berlomba dengan kecepatan menangkap peluang. Namun sering terjebak pada intrik like and dislike tanpa asumsi validitas kajian bisnis yang dapat dipertanggung jawabkan sehingga momentum untuk menguasai teknologi manufaktur mobil listrik dan memasuki pasar global kita lewatkan," jelasnya kepada Kontan.co.id, Sabtu (8/1). 

Padahal menurut Dany, aksi ini merupakan momentum yang tepat untuk memperkuat hilirisasi ekosistem baterai yakni dengan mempercepat produksi mobil listrik yang teknologi dan pasarnya sangat menjanjikan. 

Dany mengatakan, sesungguhnya kajian keekonomian, kajian teknik,legal dan komersial juga sudah dilakukan dengan hasil baik. Namun, dirinya tidak menampik tentu ada aspek risiko yang timbil, namun hal ini juga sudah disiapkan strategi mitigasinya.

Sehubungan dengan kajian dan peluang yang bagus tersebut, dirinya mewajarkan bila banyak reputable investor di pasar global yang ingin memperkuat value chain bisnisnya dengan mengakuisisi StreetScooter. 

Dany mengungkapkan, ke depannya sejalan dengan agresifnya IBC dalam menjalankan roadmapnya tentu akan banyak aksi korporasi yang dilakukan. 

"Kami mohon agar segala asumsi-asumsi publik yang dikeluarkan oleh siapapun, dapat menyajikan data-data yang dapat dipertanggung jawabkan secara empiris dan akuntable agar tidak  menimbulkan kegaduhan yang tidak perlu dan merusak tatanan rencana korporasi," tegasnya. 

Dany bilang, tentu segala kritik dan masukan adalah hal positif, tetapi semuanya harus dapat disajikan dengan data-data yang benar dan valid. 

"Semoga kita dapat mengambil hikmah dari proyek Odin ini untuk sama-sama memperbaiki tata kelola internal dan komunikasi publik kita agar kita dapat mewujudkan visi besar bapak Presiden Joko Widodo dalam penguatan hilirisasi dan pengelolaan sumberdaya alam agar dapat dipergunakan sebesar besarnya demi kemakmuran rakyat Indonesia sebagaimana amanah dalam pasal 33 UUD 1945," tandasnya. 

Ke depannya, Dany mengatakan IBC akan terus konsisten menjalankan roadmap pendirian industri baterai dgn melanjutkan project dengan mitra LG (Project Titan) dan CATL (Project Dragon) dan ekosistem tersebut sudah mulai dikembangkan. 

"Saat ini sedang dilakukan proses studi bersama dan diharapkan tahun ini akan dibentuk JV dengan para mitra tersebut sehingga ekosistemnya dapat berjalan secara terintegrasi di tahun 2024," jelasnya. 

Di ekosistem kendaraan listrik, lBC juga memiliki rencana untuk pengembangan ekosistem EV 2W dalam negeri. Di tahun ini  pihaknya yakin bisa mengeksekusi EV 2W sebagai salah satu proyek unggulan IBC yang bisa maju agresif di pasar dalam negeri.

Tak hanya itu, IBC juga terus fokus memperkuat local content dalam mendirikan industri baterai nasional ini dan para pemegang saham sudah berkomitmen untuk menambah setoran modal di IBC dalam eksekusi proyek strategis. Dany mengeaskan bahwa IBC hadir untuk menjawab tantangan masa depan industrialisasi di Indonesia termasuk inisiatif dekarbonisasi.

Pengamat Otomotif, Bebin Djuana menilai soal investasi oleh salah satu investor Singapura yang membiayai akuisisi Streetscooter oleh Odin, tida bisa dibandingkan.

Kata dia, posisi Singapura berbeda dengan Indonesia di mana dari sisi bisnis Singapura perlu ikut ambil peran di dunia otomotif. "Jelas kebutuhan dalam negeri mereka tidak besar dan arahnya jelas  untuk ekspor," jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (7/1). 

Sedangkan Indonesia, memiliki cadangan nikel dan lainnya yang menjadi bahan baku baterai kendaraan listrik yang akan dibutuhkan seluruh dunia di masa yang akan datang. 

Maka dari itu, Bebin cukup mempertanyakan, apakah masih perlu mengurusi manufaktur otomotif kendaraan listrik? Padahal Indonesia perlu fokus mengikuti perkembangan teknologi baterai kendaraan listrik yang berkembang pesat. 

"Jika menimbang ini, apakah masih mau urus scooter? Skala prioritasnya di mana? Pengembangan baterai mau diserahkan ke pihak lain? Pabrik belum berdiri,produksi juga belum jalan," tegas Bebin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini