NAY PYI TAW. Seusai lepas dari pemerintahan otoriter, kini Myanmar mulai terbuka. Negara yang dulu bernama Burma ini menawarkan segala potensi ekonomi, mulai dari manufaktur, ritel, pariwisata, hingga sektor telekomunikasi. Modal Myanmar memang cukup memadai. Pertumbuhan ekonomi mulai terjaga, pasar yang cukup besar dengan populasi sebagian besar masyarakat di usia produktif.Dengan modal itu, perusahaan besar seperti Unilever dan Coca Cola pun tertarik. Forum Ekonomi Dunia untuk Asia Timur ke-22 yang berlangsung di Nay Pyi Taw, ibukota negara tersebut, menjadi momentum terbaik bagi kebangkitan perekonomian Myanmar. Di forum yang berlangsung selama tiga hari itu, 5 Juni - 7 Juni 2013, hadir lebih dari 900 peserta, termasuk lebih dari 500 pemimpin bisnis dari 55 negara.
Lama terasing, Myanmar kini tarik investasi asing
NAY PYI TAW. Seusai lepas dari pemerintahan otoriter, kini Myanmar mulai terbuka. Negara yang dulu bernama Burma ini menawarkan segala potensi ekonomi, mulai dari manufaktur, ritel, pariwisata, hingga sektor telekomunikasi. Modal Myanmar memang cukup memadai. Pertumbuhan ekonomi mulai terjaga, pasar yang cukup besar dengan populasi sebagian besar masyarakat di usia produktif.Dengan modal itu, perusahaan besar seperti Unilever dan Coca Cola pun tertarik. Forum Ekonomi Dunia untuk Asia Timur ke-22 yang berlangsung di Nay Pyi Taw, ibukota negara tersebut, menjadi momentum terbaik bagi kebangkitan perekonomian Myanmar. Di forum yang berlangsung selama tiga hari itu, 5 Juni - 7 Juni 2013, hadir lebih dari 900 peserta, termasuk lebih dari 500 pemimpin bisnis dari 55 negara.