Lambhorgini Masuk Pasar Mobil Indonesia Tahun Ini



JAKARTA. Bagi Anda penggemar berat otomotif, bersiap saja. Pasalnya, mobil super mewah Lambhorgini bikal hadir di Indonesia di tahun ini. Padahal, mobil itu baru saja diluncurkan secara perdana di Geneva Auto Show tahun lalu.

Agen Tunggal Pemegang Merekk (ATPM) Lambhorgini memang berencana membawa Lambhorgini untuk meluncur di aspal jalanan di Jakarta. Tidak tanggung-tanggung, ada dua tipe unit Lambhorgini yang bakal diluncurkan.

"Kami membawa dua tipe yaitu Lambhorgini Gallardo LP560-4 dan Lambhorgini Murcielago LP640," kata CEO PT Lamborghini Jakarta Endy Kusumo, akhir pekan lalu di Jakarta.


Masuknya Lambhorgini itu karena ada pesanan dari penggemar otomotif di sini. Mereka ini adalah kaum jet set kolektor mobil mewah ataupun benar-benar penggemar mobil mewah. Endy bilang, pihaknya akan memasukkan 12 unit mobil itu sekaligus pada tahun ini. "Kalaupun ada pesanan, maka bisa kami datangkan lagi," tandasnya.

Kalau saja tidak ada pesanan, bisa jadi Lambhorgini itu tidak bakal masuk ke Indonesia. Pasalnya, harga satu unitnya saja cukup membuat orang terpana. Bayangkan, Lamborghini Gallardo dilepas dengan harga US$ 568.000 atau setara dengan Rp 6,7 miliar. Sedangkan Murcielago dijual seharga US$ 798.000 atau setara dengan Rp 9,4 miliar. "Untuk lamanya masa pemesanan itu sekitar tiga bulan," tandasnya.

Kelebihan Lambhorgini terletak pada keampuhan tenaganya. Lambhorgini Gallardo LP560-4 saja memiliki dapur pacu sebesar 560 tenaga kuda alias berkecepatan 300 km/jam. Sedangkan Murcielago LP640 memiliki dapur pacu 640 hp dengan kecepatan maksimal 330 km/jam. "Untuk bisa mencapai jarak 100 km/jam bisa ditempuh hanya dalam waktu 3,7 detik saja," tandasnya.

Secara umum pasar mobil super mewah ini sangat spesifik. Pangsa pasarnya kurang dari satu persen dari pasar premium di Indonesia yang besarnya sekitar 3.400 unit di 2008. Makanya pemainnya bisa dihitung dengan jari. Misalnya saja Ferrari, Jaguar, dan Masserati. Data Gaikindo menyebutkan, penjualan per tahun Jaguar sekitar 39 unit, sedangkan Ferrari sekitar 20 unit per tahun.

Presiden Direktur PT Citra Langgeng Otomotif (CLO) yang mengusung Ferrari, Irmawan Poedjoadi, bilang dengan harganya yang supermewah ini, membuat mobil ini menjadi sasaran empuk terkena pajak barang mewah. Besarnya itu sekitar 5 % dari harga jual. Belum lagi bea balik nama dan ppnya. "Makanya mobil ini tidak bisa diproduksi massal," tandasnya.

Kendati demikian, sejatinya tidak mudah menjual mobil tersebut di sini. Masing-masing ATPM, harus bisa menjaga kestabilan penjualan per tahun. Sebab kalau penjualannya tidak stabil, bisa-bisa tidak mendapatkan alokasi stok jualan mobil di sini. Makanya mereka tidak memasang target penjualan seperti layaknya ATPM lain.

Pengamat otomotif, Martin T Teiseran bilang, mobil mewah sebenarnya tidak cocok meluncur di aspal di Indonesia. Di sini kondisi jalannya tidak mendukung dan sering macet. Beda dengan kondisi jalan di luar negeri yang sangat luas dan mulus. "Jalan di sini banyak jalan berlubang bisa cepat rusak belum lagi kalau ada tangan-tangan jahil yang menggores kemulusan bodi mobil," tukasnya.

Makanya para pemakai mobil ini tidak pernah membawanya untuk bekerja sehari-hari. Mereka baru akan pamer mobil itu saat liburan dan jalanan sepi. Paling banter muter-muter kompleks perumahan. Atau paling tidak ada yang tancap gas di sirkuit untuk merasakan kecepatannya.

Ali Imron Hamid

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie