KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Jumlah korban meninggal dunia akibat virus corona di Amerika Serikat (AS) melampaui Italia. Kini korban tewas karena corona di AS menjadi yang terbanyak di dunia. Hingga Sabtu (11/4), seperti dilaporkan
Reuters, AS mencatat lebih dari 20.000 kasus kematian sejak wabah corona merebak.
Baca Juga: Pesan Paskah Paus Fransiskus: Jangan menyerah pada rasa takut AS melaporkan jumlah kematian sebanyak 2.000 orang dalam sehari selama empat hari terakhir berturut-turut. Sebagian besar dari mereka ada di sekitar New York City. Para ahli kesehatan masyarakat telah mengingatkan bahwa angka kematian di AS karena wabah corona bisa mencapai 200.000 orang selama musim panas jika pesan untuk tinggal di rumah dicabut setelah 30 hari. Presiden AS Donald Trump telah mengatakan dia ingin kehidupan kembali normal sesegera mungkin dan bahwa langkah-langkah yang bertujuan untuk menghentikan penyebaran penyakit Covid-19 yang disebabkan virus corona membawa biaya ekonomi dan kesehatan masyarakat mereka sendiri.
Di New York, gubernur negara bagian dan walikota New York City terlibat dalam perdebatan baru tentang upaya mereka untuk memerangi virus corona di tempat yang sekarang menjadi pusat gempa global. Perdebatan mengenai berapa lama sekolah kemungkinan tetap akan ditutup. Pada Sabtu pagi (11/4), Walikota New York Bill de Blasio menyatakan sekolah umum di Kota New York tidak akan dibuka kembali pada 20 April dan akan tetap ditutup selama sisa tahun akademik. Dia mengatakan langkah itu adalah hal yang benar untuk dilakukan. Namun, Gubernur New York Andrew Cuomo dalam konferensi pers harian yang ditonton secara luas menolak kebijakan walikota tersebut. Cuomo mengatakan ia akan membuat keputusan sendiri tentang penutupan sekolah.
Baca Juga: Dampak wabah virus corona, sebanyak 9.875 orang meninggal di Inggris Editor: Khomarul Hidayat