Lampu hijau kongsi EXCL-Axis



JAKARTA. PT XL Axiata Tbk (EXCL) akhirnya mendapatkan izin prinsip dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Jumat (26/7), untuk mengakuisisi PT Axis Telekom Indonesia (Axis). Setelah tahap ini, EXCL masih harus menggaet izin dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bursa Efek Indonesia (BEI), dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).

Presiden Direktur EXCL Hasnul Suhaimi mengungkapkan, XL mengapresiasi keluarnya surat izin prinsip dari Kemkominfo atas akuisisi Axis. "Suratnya sudah diteken Pak Tifatul (Menkominfo), hari ini (26/7). Tapi kami belum bisa memberitahu nilai penawaran dari kami sebab masih jauh perjalanannya," ungkap Hasnul saat acara buka bersama media, di kantornya, Jumat (26/7).

Hasnul menjelaskan, proses negosiasi masih terus berlangsung. Jika kelak proses akuisisi berjalan mulus, maka EXCL dan Axis akan merger. "Jadi kami itu akan konsolidasi, bukan sendiri-sendiri," ungkap dia.


Hasnul menyatakan, ketertarikan EXCL terhadap Axis tentu dalam segala sisi, baik pelanggan, aset, karyawan, sampai frekuensi. Hasnul berharap, jika toh harus mengikuti aturan dan ada frekuensi yang terlebih dahulu dikembalikan ke negara, maka frekuensi itu bisa dimilikinya lagi. "Soalnya kami, kan, membeli," ujar Hasnul.

Soal tenggat waktu akuisisi juga belum bisa dijabarkan. Yang pasti, proses negosiasi dengan Axis terus berlanjut. "Kami akan lihat juga masalah keuangannya, jika ada yang negatif tentu kami akan support. Yang pasti, pendanaan kami berasal dari banyak hal, bisa dari Axiata langsung," terang Hasnul.

Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, dalam jangka pendek, akuisisi ini belum akan memberikan dampak signifikan buat EXCL. Apalagi, saat ini pelaku pasar masih akan wait and see menyikapi aksi korporasi tersebut. Selain tentunya juga ingin mencermati laporan keuangan Axis yang akan menjadi bagian EXCL kelak.

 "Jangan sampai akuisisi ini malah akan memberatkan EXCL dalam jangka panjang, misalnya kalau ternyata Axis banyak utang, akan menjadi beban berat," ujar Reza.

Namun sejauh ini, sambutan positif tetap datang dari pelaku pasar. Dengan akuisisi ini, EXCL bisa mendapatkan frekuensi tambahan, pelanggan, dan aset. Dari segi nilai, tentu akuisisi ini diharapkan bisa mendongkrak kinerja EXCL dalam jangka panjang.

Soal pendanaan, Reza menduga, EXCL akan menggunakan sumber eksternal. Apabila pasar kembali membaik, masih ada ruang bagi EXCL menerbitkan obligasi atau sumber lain.

Saran Reza, investor jangan buru-buru mengakumulasi saham EXCL. "Untuk jangka pendek sebaiknya hold," kata Reza. Namun, secara jangka panjang, dia masih merekomendasikan buy saham EXCL dengan target harga Rp 5.050-Rp 5.150 per saham. Jumat (26/7), saham EXCL stagnan di Rp 4.675 per saham.             

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri