Genderang perang dagang antara Amerika Serikat dan China kembali menggelora sepekan terakhir. Kali ini Indonesia terang-terangan menyatakan khawatir dampaknya bakal mengganggu perekonomian nasional. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut ada kecenderungan revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi 2019 lebih rendah. Dampaknya ekspor Indonesia melorot, sehingga terjadi defisit hingga US$ 2,5 miliar pada bulan April 2019 dan US$ 2,56 miliar sepanjang empat bulan pertama 2019. Menkeu menggambarkan situasi ini mirip dengan kondisi 2014-2015, saat ekspor dan impor sama-sama turun. Ekspor komoditas utama Indonesia seperti minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan batubara sedang lesu. CPO menghadapi hambatan ekspor dan diskriminasi oleh Uni Eropa, dan tarif tinggi di India. Sementara China mengurangi impor batubara dari Indonesia lantaran ekonomi negeri itu lesu.
Lampu kuning ekonomi
Genderang perang dagang antara Amerika Serikat dan China kembali menggelora sepekan terakhir. Kali ini Indonesia terang-terangan menyatakan khawatir dampaknya bakal mengganggu perekonomian nasional. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut ada kecenderungan revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi 2019 lebih rendah. Dampaknya ekspor Indonesia melorot, sehingga terjadi defisit hingga US$ 2,5 miliar pada bulan April 2019 dan US$ 2,56 miliar sepanjang empat bulan pertama 2019. Menkeu menggambarkan situasi ini mirip dengan kondisi 2014-2015, saat ekspor dan impor sama-sama turun. Ekspor komoditas utama Indonesia seperti minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan batubara sedang lesu. CPO menghadapi hambatan ekspor dan diskriminasi oleh Uni Eropa, dan tarif tinggi di India. Sementara China mengurangi impor batubara dari Indonesia lantaran ekonomi negeri itu lesu.