Lampu Kuning Penyaluran KPR



JAKARTA. Lampu kuning Kredit Pemilikan Rumah (KPR) mulai menyala. Bank Indonesia mencatat, rasio non-performing loan (NPL) KPR meningkat sepanjang tahun ini. Per Desember 2008 lalu, NPL KPR masih 2,3% dari total kredit. Namun, pada akhir Juni 2009 sudah meningkat menjadi 2,8%.Hasil Kajian Stabilitas Keuangan (KSK) BI per akhir September 2009 menunjukkan, nominal NPL kredit properti mengalami peningkatan sebesar Rp 6,9 triliun (3,5%) dibandingkan akhir tahun 2008. Sumber terbesar peningkatan nominal NPL adalah KPR baru kredit konstruksi.Nominal NPL kredit real estate justru mengalami penurunan sebesar Rp 1 triliun. Walau demikian, porsi kredit bermasalah untuk sektor konstruksi dan perumahan masih tertinggi, masing-masing sebesar 4,8% dan 4,7%.Hendri Pranoto, Analis AAA Securities, membenarkan adanya tren kenaikan rasio NPL KPR tahun ini. "Tapi, kenaikan NPL itu masih wajar karena tidak lepas dari imbas krisis global," kata dia.Peningkatan angka NPL tersebut baru terlihat sekarang karena ada selisih sekitar tiga bulan antara waktu pembayaran cicilan utang dengan waktu pencatatan dan pelaporan. Tenggang waktu ini menjadi sebab kenaikan rasio dan nominal NPL KPR baru tampak tiga bulan kemudian.EVP Consumer Finance Bank Mandiri, Mansyur S. Nasution berpendapat, kunci untuk mengontrol NPL adalah proses seleksi calon debitur. "Kalau kemampuan debitur untuk melunasi utang meragukan, risiko kredit menjadi NPL akan besar," katanya.Mansyur menambahkan, sejauh ini NPL KPR Bank Mandiri masih bisa dikendalikan. Hingga akhir semester pertama 2009, KPR Bank Mandiri secara year on year masih tumbuh 17%. Jadi, rasio NPL tidak meningkat. "NPL kami tetap di bawah 3%," kata Mansyur, Kamis (8/10). Namun, Bank Mandiri tetap berhati-hati memilih debitur baru agar NPL tidak naik.Mansyur optimistis tren penurunan NPL akan terjadi di akhir tahun. Bank Mandiri dan beberapa bank lain telah berupaya menahan laju NPL, antara lain dengan cara menurunkan bunga pinjaman, baik kredit baru ataupun yang lama. "Tahun ini, kami sudah empat kali menurunkan suku bunga kredit," katanya. Jadi, penyaluran kredit kencang dan rasio NPL rendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dikky Setiawan