Sentra percetakan di Jalan Pangeran Hidayat, Pekanbaru, Riau, selalu ramai pengunjung. Meski begitu, ada momen-momen di mana pesanan produk tertentu melonjak. Misalnya saat musim kampanye pemilihan kepala daerah (Pilkada).Pengelola Toko Ferry Reklame, Agung menuturkan pada masa kampanye Pilkada, sebagian besar pelaku usaha di sentra percetakan Jalan Pangeran Hidayat, kebanjiran order. Umumnya, yang paling banyak dipesan adalah brosur, spanduk, hingga pin. Agung bercerita, salah satu momen kampanye yang membawa untung besar bagi kios kelolaannya, yaitu ketika Pemilu Gubernur Riau pada 2008. Menurut Agung, ketika itu, omzet kiosnya melonjak berkali-kali lipat. "Kami sampai harus mencari pekerja tambahan, saking ramainya orderan,” tuturnya.Bahkan, kata Agung, pihaknya menjalin kerja sama dengan pemilik kios percetakan lain di sentra tersebut, demi memenuhi orderan. Ia bilang, berbagai order dari tim sukses para calon sudah mulai masuk tiga atau empat bulan sebelum pemilu berlangsung.Satu produk yang tidak banyak dipesan adalah baliho. Hal ini, mereka lakukan, karena ingin menghindari pajak reklame. “Kalau pasang baliho, pasti kena pajak reklame, jadi kebanyakan tim sukses minta dibuatkan stiker di mobil atau pasang spanduk di rumah bertingkat supaya bisa dilihat banyak orang,” beber Agung.Bukan hanya Toko Ferry yang beruntung. Juku kios-kios percetakan lain di Jalan Pangeran Hidayat tersebut. Apalagi, sentra ini kenal paling besar dan lengkap produknya. Maka sebagian besar tim peserta kampanye Pilkada mempercayakan pesanan kepada para pemilik kios di sana.Hendra Leksono, pemilik Starlite Printing menjelaskan, pada saat kampanye pemilihan gubernur Riau pada 2008, omzet usahanya meningkat dua kali lipat. Padahal, Hendra hanya kecipratan sebagian orderan dari Ferry Reklame untuk membantu mencetak kaos dan brosur. “Saya mendapat order membuatkan kaos untuk dua tim sukses calon gubernur saat itu,” ujarnya.Semenjak itu, Hendra rajin mempromosikan kiosnya sebagai vendor percetakan kampanye. Ia berharap bisa kembali mendulang untung saat Pilgub Riau tahun ini.Senada dengan Hendra, Rika Handoyo juga mendapat orderan dari toko-toko lain yang terpilih menjadi vendor percetakan oleh tim sukses calon gubernur. Maklum, kala itu, usia kios tempatnya bekerja terbilang masih baru, belum punya banyak pelanggan. “Jadi, waktu itu hanya bantu-bantu, karena toko lain kebanjiran order," ujar pengelola Cahaya Advertising ini.Memang, Rika bilang, kiosnya tidak fokus menjadi penyedia jasa percetakan kampanye Pilkada, tetapi lebih banyak ke order seputar pernikahan. Makanya, pada masa musim menikah, September hingga November, biasanya ada banyak order; misalnya saja order mencetak label suvenir dan buku tamu.Maka, pada saat-saat menjelang lebaran seperti saat ini, menurut Rika, justru sepi pesanan. “Hanya ada beberapa perusahaan yang pesan spanduk. Tetapi, semakin lama orderan spanduk sudah semakin sedikit,” ujarnya. (Bersambung)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Langganan jadi vendor produk kampanye (2)
Sentra percetakan di Jalan Pangeran Hidayat, Pekanbaru, Riau, selalu ramai pengunjung. Meski begitu, ada momen-momen di mana pesanan produk tertentu melonjak. Misalnya saat musim kampanye pemilihan kepala daerah (Pilkada).Pengelola Toko Ferry Reklame, Agung menuturkan pada masa kampanye Pilkada, sebagian besar pelaku usaha di sentra percetakan Jalan Pangeran Hidayat, kebanjiran order. Umumnya, yang paling banyak dipesan adalah brosur, spanduk, hingga pin. Agung bercerita, salah satu momen kampanye yang membawa untung besar bagi kios kelolaannya, yaitu ketika Pemilu Gubernur Riau pada 2008. Menurut Agung, ketika itu, omzet kiosnya melonjak berkali-kali lipat. "Kami sampai harus mencari pekerja tambahan, saking ramainya orderan,” tuturnya.Bahkan, kata Agung, pihaknya menjalin kerja sama dengan pemilik kios percetakan lain di sentra tersebut, demi memenuhi orderan. Ia bilang, berbagai order dari tim sukses para calon sudah mulai masuk tiga atau empat bulan sebelum pemilu berlangsung.Satu produk yang tidak banyak dipesan adalah baliho. Hal ini, mereka lakukan, karena ingin menghindari pajak reklame. “Kalau pasang baliho, pasti kena pajak reklame, jadi kebanyakan tim sukses minta dibuatkan stiker di mobil atau pasang spanduk di rumah bertingkat supaya bisa dilihat banyak orang,” beber Agung.Bukan hanya Toko Ferry yang beruntung. Juku kios-kios percetakan lain di Jalan Pangeran Hidayat tersebut. Apalagi, sentra ini kenal paling besar dan lengkap produknya. Maka sebagian besar tim peserta kampanye Pilkada mempercayakan pesanan kepada para pemilik kios di sana.Hendra Leksono, pemilik Starlite Printing menjelaskan, pada saat kampanye pemilihan gubernur Riau pada 2008, omzet usahanya meningkat dua kali lipat. Padahal, Hendra hanya kecipratan sebagian orderan dari Ferry Reklame untuk membantu mencetak kaos dan brosur. “Saya mendapat order membuatkan kaos untuk dua tim sukses calon gubernur saat itu,” ujarnya.Semenjak itu, Hendra rajin mempromosikan kiosnya sebagai vendor percetakan kampanye. Ia berharap bisa kembali mendulang untung saat Pilgub Riau tahun ini.Senada dengan Hendra, Rika Handoyo juga mendapat orderan dari toko-toko lain yang terpilih menjadi vendor percetakan oleh tim sukses calon gubernur. Maklum, kala itu, usia kios tempatnya bekerja terbilang masih baru, belum punya banyak pelanggan. “Jadi, waktu itu hanya bantu-bantu, karena toko lain kebanjiran order," ujar pengelola Cahaya Advertising ini.Memang, Rika bilang, kiosnya tidak fokus menjadi penyedia jasa percetakan kampanye Pilkada, tetapi lebih banyak ke order seputar pernikahan. Makanya, pada masa musim menikah, September hingga November, biasanya ada banyak order; misalnya saja order mencetak label suvenir dan buku tamu.Maka, pada saat-saat menjelang lebaran seperti saat ini, menurut Rika, justru sepi pesanan. “Hanya ada beberapa perusahaan yang pesan spanduk. Tetapi, semakin lama orderan spanduk sudah semakin sedikit,” ujarnya. (Bersambung)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News