Bangsa Indonesia baru saja merayakan kemerdekaan yang ke 74 tahun. Lewat perjuangan dan pengorbanan para pahlawan, akhirnya bangsa Indonesia mendapatkan kemerdekaan. Setelah merdeka tentu tugas kita semua mengisi kemerdekaan dan membawa negara Indonesia menjadi negara maju. Tujuh puluh empat tahun merdeka, sebuah perjalanan yang panjang dalam membangun sebuah bangsa dan telah banyak kemajuan telah di raih. Tetapi ada juga pernyataan negatif terkait masih banyaknya kemiskinan di beberapa daerah. Ada daerah yang masih tertinggal dibandingkan wilayah yang lain, dan masih ada masyarakat yang tinggal di bawah garis kemiskinan. Ada pihak yang menyalahkan pemerintah atas semua keadaan yang terjadi. Di sisi lain, masyarakat miskin punya banyak alasan kenapa tidak bisa menjadi makmur, mulai dari pendidikan, kesempatan kerja, relasi, dan lain-lain. Tetapi dari pada berpikir dan bertindak negatif, sebenarnya setiap orang bisa berusaha untuk menolong dirinya sendiri. Setiap orang seharusnya membuat sebuah rencana akan masa depannya dan salah satu aspeknya adalah rencana keuangan. Tetapi apakah perencanaan keuangan hanya untuk orang tertentu atau orang kaya saja. Ternyata jawabannya tidak, perencanaan keuangan ternyata untuk setiap orang yang ingin hidupnya lebih baik di kemudian hari.
Pertanyaan berikutnya adalah apakah perencanaan keuangan perlu menggunakan jasa seorang profesional? Untuk beberapa kasus, terutama ketika melibatkan kekayaan yang besar tentu di perlukan. Tetapi untuk sebagian besar orang, harusnya bisa membuat perencanaannya sendiri. Lalu bagaimana memulai sebuah perencanaan keuangan yang sederhana dan dapat dilakukan setiap orang? Untuk membuat sebuah rencana, seseorang perlu tahu dulu bagaimana posisi kekayaannya terlebih dahulu. Laporan keuangan personal ini bermanfaat untuk menjadi panduan keuangan pribadi dan merupakan umpan balik atas pencapaian yang didapat. Laporan keuangan itu dimulai dari catatan kekayaan atau
balance sheet. Balance sheet menjadi sebuah gambaran di mana seseorang berada saat ini. Isi catatan kekayaan adalah berapa aset yang dimiliki, dan berapa hutang yang dimiliki. Konsepnya adalah aset yang dimiliki bisa bersumber dari kekayaan bersih dan hutang. Cara penyusunannya adalah mencatat semua aset yang di miliki saat ini. Kelompokkan aset tersebut menjadi tiga kelompok yaitu aset lancar, aset personal dan aset investasi. Aset likuid merupakan aset yang sangat likuid biasanya kas dan setara kas, di mana setara kas ini dapat diubah menjadi menjadi uang tunai dengan segera tanpa mengurangi harga pasarnya. Yang termasuk di antaranya kas kecil, tabungan, deposito, rekening koran. Aset pribadi adalah semua aset kita yang digunakan untuk keperluan pribadi. Dalam kelompok ini termasuk rumah, mobil, barang seni, barang pribadi lainnya. Aset pribadi digunakan untuk tujuan pribadi dan bukan untuk dijual kembali atau mendapatkan keuntungan. Dan berikutnya adalah aset investasi yang meliputi portofolio saham, obligasi, properti, reksadana, dll. Aset investasi adalah semua aset yang di beli dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan di masa depan baik keuntungan yang berulang ataupun kenaikan harga. Keuntungan berulang bisa berupa pendapatan kas dari dividen, bunga, sewa atau bentuk lainnya. Setiap aset yang dimiliki bisa berasal dari hutang ataupun kekayaan bersih seseorang. Dalam mencatat kekayaan seseorang perlu membuat daftar hutang yang dikelompokkan berdasarkan jatuh temponya. Ada utang jangka pendek dan hutang jangka panjang. Biasanya hutang jangka pendek adalah hutang kartu kredit, sedangkan hutang jangka panjang adalah kredit mobil atau motor serta kredit rumah. Komponen terakhir adalah kekayaan bersih yang merupakan selisih antar total aset dengan total hutang. Bila nilainya positif, artinya seseorang memiliki kekayaan bersih. Tetapi bila negatif, artinya hutang lebih besar dari aset yang dimiliki. Setelah membuat catatan kekayaan berikutnya adalah membuat catatan arus kas. Catatan arus kas berisi jumlah uang yang diterima dan dikeluarkan seseorang dalam waktu atau periode tertentu. Catatan arus kas terdiri dari arus kas masuk dan arus kas keluar. Untuk tujuan analisa maka arus kas masuk sebaiknya dikelompokkan menjadi arus kas masuk rutin dan arus kas masuk yang tidak rutin. Beberapa contoh kas masuk yang rutin adalah gaji dan upah, pendapatan bunga baik dari tabungan atau obligasi, uang pensiun, pendapatan sewa, dan lain-lain. Sedangkan arus kas tidak rutin bisa berupa dividen, penerimaan kas dari penjualan aset, bonus, penarikan uang tunai dari tabungan, pinjaman, dan lain-lain. Pun demikian dengan kas keluar. Kas keluar rutin mencakup pembayaran sewa rumah atau KPR, premi asuransi, listrik, pembayaran pinjaman, tabungan, investasi, dan lain-lain. Sedangkan arus kas keluar tidak rutin bisa mencakup biaya pengobatan, liburan, pembayaran kartu kredit, perbaikan mobil, dan lain-lain.
Dengan memiliki catatan keuangan dan catatan arus kas, seseorang sudah dapat memulai sebuah proses perencanaan keuangan yang baik. Bila mengetahui posisi awal, tentu lebih mudah menentukan tujuan keuangan yang akan dicapai dan membuat langkah-langkah yang lebih konkret untuk mencapai tujuan keuangan. Lewat catatan, seseorang bisa membuat
budget di masa yang akan datang. Jika dilakukan rutin, maka proses evaluasi terhadap pencapaian lebih mudah dilakukan. Pada akhirnya, langkah awal untuk mencapai kemerdekaan keuangan pribadi semakin dekat.
Yohanis Hans Kwee Praktisi Keuangan, Dosen FEB Trisakti, dan MET Atmajaya Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tri Adi