JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada transaksi pagi ini (26/4) tampak tak bersemangat. Berdasarkan data RTI, pada pukul 09.17 WIB, indeks mencatatkan penurunan 0,51% menjadi 4.853,93. Ada 83 saham yang melorot. Sedangkan jumlah saham yang naik sebanyak 91 saham dan 50 saham lainnya diam di tempat. Volume transaksi perdagangan pagi ini melibatkan 582,399 juta saham dengan nilai transaksi Rp 491,592 miliar.
Delapan sektor kompak memerah. Adapun tiga sektor dengan penurunan terbesar di antaranya: sektor keuangan turun 1,47%, sektor infrastruktur turun 0,86%, dan sektor barang konsumen turun 0,66%. Saham-saham indeks LQ 45 yang berada di jajaran top losers pagi ini di antaranya: PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun 3,10% menjadi Rp 9.375, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 2,14% menjadi Rp 10.300, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 1,56% menjadi Rp 4.720. Sedangkan posisi top gainers indeks LQ 45 ditempati oleh: PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) naik 2,61% menjadi Rp 314, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) naik 1,55% menjadi Rp 2.300, dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) naik 1,11% menjadi Rp 15.925. Asia terkulai Posisi IHSG pagi ini senasib dengan bursa Asia. Mengutip data Bloomberg, pada pukul 09.27 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,3%. Sementara itu, indeks Topix Jepang melanjutkan pelemahan kemarin dengan penurunan 0,6%. Bursa Jepang tertekan menyusul penguatan yen. Sekadar informasi, pagi ini, yen menguat 0,2% menjadi 111 per dollar AS setelah sebelumnya menguat 0,9%.
Sedangkan indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,1%, indeks S&P/NZX 50 Selandia Baru turun 0,2%, dan indeks Kospi Korea Selatan berfluktuasi. Saham pertambangan dan perbankan menyeret indeks regional ke level terendah dalam empat hari terakhir. Saat ini, pelaku pasar melakukan aksi wait and see menjelang pertemuan The Federal Reserve dan Bank of Japan pada pekan ini. Analis memprediksi, The Fed belum akan menaikkan suku bunga acuannya pada Juni mendatang. Sedangkan untuk BOJ, pelaku pasar meramal, Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda akan mengumumkan kebijakan stimulus moneter lanjutan seiring tingkat inflasi yang mendekati nol. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie