KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu kesepakatan nyata dalam rangkaian perhelatan Presidensi G20 Indonesia hampir satu tahun terakhir adalah membentuk Financial Intermediary Fund (FIF) atau Dana Perantara Keuangan. Tidak main-main, dana ini sudah terkumpul
US$ 1,37 miliar. Namun membutuhkan tata kelola yang baik agar dana tersebut bisa bermanfaat bagi semua negara-negara di bumi baik negara maju maupun negara berkembang, juga anggota G20 maupun non G20. Menurut Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati (10/10) tata kelola yang baik ini bukan hanya masalah apakah sebuah negara membutuhkan atau tidak atas dana FIF tersebut.
Apalagi dari negara-negara anggota G20 yang memberi komitmen terhadap FIF ternyata mayoritas justru berasal dari negara berkembang, termasuk China juga India. India merupakan negara yang akan memangku Presidensi G20 berikutnya atau Desember 2022 - November 2023. Sebagai gambaran pembentukan FIF dalam Presidensi G20 Indonesia merupakan upaya nyata dalam rangka kesiapsiagaan, pencegahan dan penanggulangan menghadapi pandemi berikutnya atau Prevention, Preparedness and Response (PPR). Dana yang terkumpul dalam FIF mencapai US$ 1,37 miliar dolar berasal dari sebanyak 15 negara anggota G20 dan tiga lembaga filantropi internasional. Sementara beberapa negara maju belum memberikan komitmen mereka terhadap FIF karena mereka sudah memberikan dukungan terhadap program atau lembaga kesehatan lain di luar G20. Karena itulah Dian Lestari, Kepala Pusat Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral, Kementerian Keuangan Indonesia mengajak kepada pihak baik negara maju, lembaga internasional dan filantropi dunia yang belum terlibat agar dapat juga berkontribusi pada FIF. Tata Kelola Sebagai upaya tata kelola yang baik Indonesia mengusulkan pembentukan dewan pengawas serta badan pelaksana FIF yang bertugas menggunakan sumber daya FIF sebagai upaya penguatan sistem kesehatan di negara atau wilayah tertentu. Negara-negara berkembang dapat memanfaatkan dana ini agar mereka mampu memenuhi kebutuhan barang kesehatan mereka. Sebelumnya Isu kesehatan menjadi salah satu topik pembahasan di presidensi G20. Para menteri kesehatan negara anggota G20 pun membahas topik tersebut pada The 1st G20 Health Ministers Meeting (HMN) yang berlangsung di Yogyakarta September 2022. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Siti Nadia Tarmizi bilang pertemuan pertama bertujuan menggalang dukungan bagi G20 untuk memperkuat sistem kesehatan global. Tujuan lainnya untuk penggalangan dana sebagai persiapan menghadapi pandemi berikutnya. Salah satunya adalkah upaya untuk membangun ketahanan sistem kesehatan global, baik melalui penggalangan sumber dana dengan pembentukan Financial Intermediary Fund (FIF). Secara terpisah Dewan Direktur Bank Dunia juga menyetujui pembentukan Financial Intermediary Fund (FIF) atau dana Perantara Keuangan yang akan membiayai investasi kesehatan. Pembentukan FIF ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas penanganan pandemi di tingkat nasional, regional, dan global, dengan fokus pada negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Gagasan pembentukan mekanisme pembiayaan kesehatan global awal muncup pada Panel Independen Tingkat Tinggi atau High Level Independent Panel (HLIP) G20 pada 2021. Gagasan ini kemudian dieksplorasi oleh para Menteri Keuangan dan Menteri kesehatan di bawah naungan Presidensi G20 Italia, dan puncaknya kemudian dituangkan dalam Deklarasi Roma Pemimpin G20. Melalui Deklarasi itu, para Pemimpin G20 menyepakati untuk membentuk Gugus Tugas Gabungan Keuangan dan kesehatan di Joint Finance and Health Task Force (JFHTF) yang diketuai Indonesia dan Italia, serta menugaskan untuk mengembangkan permodalan untuk pembentukan mekanisme pembiayaan baru selama Presidensi G20 Indonesia. Komitmen kontribusi lebih dari US$ 1,37 miliar
untuk FIF ini, jumlah tersebut sudah termasuk kontribusi sebesar US$ 50 juta dari Indonesia.
Presiden Grup Bank Dunia, David Malpass menyebut
Bank Dunia akan menjadi penyedia pembiayaan terbesar untuk pandemi dengan operasi aktif di lebih dari 100 negara berkembang guna memperkuat sistem kesehatan mereka. Kesepakatan dan komitmen nyata seperti FIF inilah yang menjadi langkah nyata recover together, recover stronger. Info terkini tentang G20 kunjungi
g20.org Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News